Wednesday, April 29, 2020

Memasak Bagian dari Cara Bertahan Hidup

#Cerita Pertama

Mengapa saya mempunya statement seperti judul diatas? Ini semua berawal ketika saya menjalani residensi di Darwin, Australia selama kurang lebih 1,5 bulan tahun 2008. Ini memang akan menjadi residensi pertama dan terlama meninggalkan keluarga. Saya sudah diinfokan dimana saya akan tinggal, dimana saya magang bekerja dan berapa uang saku per hari selama residensi. Semua hampir sempurna dalam pikiran saya, tinggal menjalaninya saja.

Ternyata hal itu tidak sebaik seperti yang ada dalam bayangan. Uang saku ternyata sangat mepet untuk biaya makan. Saya harus pintar-pintar mencari tempat makan yang sesuai dengan kantong. Tapi ternyata tetap saja susah, saya masih merasa kelaparan, belum puas dengan porsi makanan, menu dan harganya. Menunya cocok eh harganya ngga sesuai kantong. Sementara itu, saya tidak memasak! Iya, saya tidak bisa memasak apapun waktu itu, tidak ada ide, bahkan membuat nasi goreng saja tidak terpikirkan (tapi ya memang tidak ada nasi disana, kecuali pergi ke pasar). Padahal di tempat tinggal yang saya tempati, ada dapur kecil sederhana dimana saya bisa masak. Sementara teman residensi saya yang lain, yang berangkat bareng dengan saya, seorang cowok, dia sudah bekal Indomie banyak banget di kopernya, persediaan dia makan. Aaaahh!

Oke baiklah ini cerita pertama. Tentu saja saya masih hidup selama di Darwin itu, Cuma berat badan saya turun drastis, saya lupa berapa kilo, tapi sepulang ke Indonesia, celana celana ketat saya jadi longgar, badan saya lebih enteng. Dari cerita ini - ajarilah anak-anak kita memasak, masak sesederhana apapun. Konsep masak yang paling sederhana saja, dimana Anda harus bisa bertahan hidup ketika di tempat Anda sangat minimalis. Ketika konsep sederhana cara memasak sudah dipahami, maka kita bisa kok membuat masakan lain yang lebih kompleks. Maka inilah kenapa muncul statemen saya, memasak bagian dari bertahan hidup. Saya baru bisa ngeh bisa memasak 10 tahun setelah kejadian ini.

#Cerita Kedua

Masih soal kemampuan memasak. Cerita ini efek dari pandemi Corona yang banyak dialami kita sedunia. Ketika kita diminta untuk tetap tinggal di rumah, menghindari keramaian – seperti pasar, supermarket, mall dll; maka bagaimana kita harus berpikir tentang stock kebutuhan pangan untuk keluarga di rumah. Apalagi uang dari hasil kerja sudah tak menentu, akibat pekerjaan dicancel, dirumahkan, di PHK dan sebagainya. Maka harus irit dengan kebutuhan hidup terutama pangan selama masa darurat pandemi Corona tersebut.

Kemudian disinilah, memasak sendiri lebih irit pengeluaran dibanding beli jajan di luar. Memasak sendiri lebih sehat, karena kita tahu bagaimana bahan makanan diolah dari awal hingga masak. Memasak sendiri lebih aman dari Covid, karena kita tidak pergi ke keramaian untuk mengantri beli sayur atau lauk di warung pas jam makan. Pakai jasa GoFood juga masih banyak himbauan beranakpinak untuk ini dan itu, intinya mencegah penularan Covid. Inilah kemudian statemen, memasak adalah bagian dari bertahan hidup tersebut menurut saya. Bagaimana kalau kita tidak bisa masak?

#Cerita Ketiga

Ketika pandemi wabah virus Corona seperti ini, jelas makanan masih laku dijual. Makanan masih dicari. Bahkan hampir banyak orang banting setir jualan makanan karena pekerjaan mereka sebelumnya harus berhenti, dirumahkan, di PHK dan sejenisnya karena efek dari Corona. Sampai-sampai ada yang komentar saking kesel dan risih, kalau dia saban hari ditawari beli makanan dari teman-temannya. Di grup-grup WA, juga ramai bersliweran promosi dari peserta grup masakan masakan mereka sendiri dan minta untuk dibeli, bahkan hingga gratis ongkir.

Disinilah, kembali statemen saya, memasak adalah bagian dari bertahan hidup. Orang-orang mencari rejeki, uang dari jualan makanan versi mereka sendiri. Bahkan ada yang jual jenis masakan yang sama hanya beda tipis di harga saja. Nah, kalau kita bisa memasak, kita bisa memasak sendiri untuk tujuan penekanan biaya hingga pemasukan tambahan keluarga.

Bagaimana? Mau nambahi cerita ke empat,  ke lima dan seterusnya? Silakan yuk sharing J

Thursday, April 23, 2020

Cerita Horor : Dijemput dari Keluarga Peri

Cerita dari Sri Sulistyawati (Lilis)*

Ini pengalamanku waktu kecil, usia 5 tahun (sekitar tahun 1980-an) - kejadiannya di rumah dinas Eyangku di Purwodadi.  Eyangku seorang tentara. Orang jaman dulu memang banyak dibekali ilmu, apalagi Eyangku termasuk orang yang keukeuh ngga mau disogok atau dikasih uang pelicin. Jadi Eyang harus bisa jaga diri sendiri dari orang yang tidak suka dengannya. Eyang sendiri sering tidur diatas jam 12 malam, mengantisipasi “kiriman-kiriman negatif” dari orang-orang yang tidak suka dengannya.

Rumah itu sendiri juga bangunan jaman Belanda, wis pepak banget (sudahlah apa saja ada) di rumah itu, dari Noni Belanda sampai Eyang-eyang ganteng ada semua. Rumah itu besaaarr banget dengan 5 kamar tidur, dapurnya saja besar sak kamar sendiri, kamar mandi ada tiga besar-besar juga, iso nggo playon (bisa buat lari-larian). Nah di belakang rumah, ada teras, ada lapangan biasa buat Volley anak buah Eyang kalau pas jaga. Di belakang lapangan Volley itu kayak ada hutan (seingatku nih). Terus deket lapangan Volley itu banyak pohon Kersen yang teduh banget dan kalau berbuah wanginya sampai kemana-mana khas Kersen.

Nah, malam itu nggak tahu gimana ceritanya, Eyang tahu aku nggak disitu. Dicarilah sama Eyang secara mata batin. Nggak tahunya aku lagi diajak maen katanya Eyang. Memang aku ingat kalau aku tuh kayak maen di taman gitu ama anak-anak kecil sepantaranku, jebul kuwi le ngajak dolan (ternyata mereka itu mengajakku main) di lapangan Volley belakang rumah. Mereka kayak koloni, kayak keluarga besar, mereka cantik-cantik dan ganteng-ganteng, peri mungkin ya. Sadar-sadar aku udah dikamar, sudah subuh... dirubung (dikerumuni) ama Eyang Kakung dan Putri sama adik-adik Mamaku. Mama dan Papa di Yogya nggak tahu, karena waktu itu aku cucu pertama, jadi dibawa sana sini sama Eyang.

Aku lihat Eyang Kakung masih berdiri sambil bawa pedang samurainya. Aku sempat tanya, kok Eyang bawa pedang buat apa? Sambil dipeluk Eyang Putri waktu itu, “Nggak apa-apa, itu tadi ada tikus besar di belakang. Eyang nyari tikus!”, gitu bilangnya. Sebenarnya aku sudah tahu apa yang terjadi, pas Eyang jemput aku, sudah diceritain Eyang, tapi mungkin karena masih usia 5 tahun jadi tidak bisa detail kronologinya, nggak ngeh apa yang terjadi. Nah Mama yang cerita lagi ke aku waktu aku udah kelas 6 kalau nggak salah. Karena selama masih SD, aku masih suka ngimpi kejadian itu. Karena waktu itu aku pernah tanya ke Mama, kok aku pernah ngalami kayak cerita diatas itu. Kayak mimpi, jebul (ternyata) itu bener aku alami dulu umur 5 th.  

* Lilis adalah teman SD saya ( = Nunuk Ambarwati) – sewaktu saya share tentang tulisan-tulisan saya cerita horor – Lilis kemudian menceritakan pengalamannya ini. Ini baru salah satunya saja J Dia mengaku banyak mempunyai cerita, tetapi tidak mahir menuliskannya. Terima kasih untuk sumbangan ceritanya.



Monday, April 20, 2020

Tarot Online, Ramal Online


Pembacaan tarot secara online merupakan trend tersendiri di dunia ramal meramal. Memang bisa baca tarot secara online? Iya bisa. Tarot online atau ramal online dengan media tarot ini, mungkin sudah merebak marak di Indonesia tahun 2014-an. Indikasi ini seiring perkembangan jaman dan teknologi, kemunculan media komunikasi yang lebih canggih seperti telepon selular, website dan sejenisnya. Bahkan saat ini banyak baca tarot online secara gratis yang dijalankan oleh mesin aplikasi. Di era digital dan perubahan jaman karena pandemi Covid ini, bahkan pertemuan online justru lebih efektif dan aman. Bagaimana sebenarnya pembacaan tarot secara online ini bekerja?

Tarot online ini bisa menjadi solusi tersendiri untuk
* Persoalan jarak/geografis dan waktu. Klien dan tarot reader tidak ditentukan batasan wilayah, bahkan bisa mendapatkan klien dari luar negeri. Secara waktu juga lebih efektif dan efisien. Baik klien maupun tarot reader bisa menyesuaikan waktu masing-masing dengan kesibukan masing-masing. Apalagi di jaman milienal ini, sudah tersedia platformnya untuk mempermudah akses komunikasi, jadi kenapa tidak kita manfaatkan dengan baik :)
* Membuat suasana pembacaan lebih intim dan nyaman. Beberapa klien lebih nyaman melakukan konsultasi online, karena tidak ingin keluar rumah, tidak ingin bertemu banyak orang, atau tidak ingin kehidupan pribadinya diketahui lebih banyak. Kenyamanan ini menjadi faktor utama pembacaan yang akurat baik bagi tarot reader itu sendiri maupun klien.
* Meminimalisir energi negatif. Wah apa itu? Kalau tatap muka langsung, energi negatif klien bisa langsung terpapar, nah kalau online sedikit banyak bisa dikurangi.
* Tarif (biaya) konsultasi online bisa lebih murah dibanding ketemu langsung. Kalau ketemu langsung kan butuh tempat, waktu khusus untuk diluangkan, biaya-biaya itu juga harus dihitung dan diperhatikan.


Cara memilih tarot online yang baik

* Seiring perkembangan teknologi, kita bisa membuat perbandingan profil tarot reader yang membuka jasa online. Maka silakan bandingkan dulu, bisa tanya-tanya dulu tentang prosedur pembacaan, profil tarot reader hingga biaya konsultasinya. Intinya, Anda harus merasa nyaman lebih dulu.
* Perhatikan profil di media online mereka, baik itu web, twitter, instagram atau media lainnya.
* Berdasarkan rekomendasi atau testimoni. Anda bisa mendapatkan rekomendasi dari teman yang sudah menggunakan jasa tarot reader online, atau bisa cek testimoni yang ada.

Bagaimana tata cara tarot online
* Klien menghubungi tarot reader atau admin. Mengetahui prosedur pembacaan, karena tiap tarot reader memiliki tata cara berbeda.
* Menyelesaikan prosedur administrasi dan membuat kesepakatan waktu pembacaan.
* Tarot online biasanya dilakukan dengan chat whatsapp. Ada juga dengan voice note atau video call, biasanya males ngetik panjang-panjang, atau karena lebih ingin intim bersama tarot readernya. Kalau buat saya, tetap lebih nyaman chat, tapi kalau klien mau voice note silakan, saya akan tetap balas dengan chat dan foto.

Bila melalui chat whatsapp, klien akan mengajukan pertanyaan, kemudian tarot reader yang akan mengocok dan memilih kartu berdasarkan pertanyaan klien. Tarot reader akan mengirim foto kartu beserta jawaban atau hasil pembacaan setiap pertanyaan. Demikian seterusnya hingga waktu sesi konsultasi selesai.

Seberapa akurat tarot secara online?
Akurat. Tingkat akurasinya rata-rata 80-90%
Tarot online tidak kalah akurat dengan pembacaan tarot secara tatap muka (ketemu langsung). Karena tarot reader sudah mendapatkan chemistry dan data lengkap (seperti nama dan tanggal lahir) dari klien. Demikian pun tidak ada masalah siapa yang menarik kartu, tingkat akurasinya tetap sama. Selama klien jujur dan mempercayakan konsultasinya dengan tarot readernya.

Apa yang dibutuhkan tarot reader saat pembacaan online?
Beda-beda tiap tarot reader. Ada yang membutuhkan nama dan tanggal lahir. Ada juga yang membutuhkan foto diri terbaru. Biasanya saya cukup mendapatkan nama dan tanggal lahir untuk bisa membaca secara komprehensif berdasarkan tarot, oracle, shio, zodiak dan karakter seseorang.

Bagaimana masyarakat menanggapi pembacaan tarot secara online?Dari survei kecil-kecilan yang saya bikin, beberapa klien sebenarnya masih menyukai pembacaan tarot secara tatap muka, lebih seru katanya, lebih ekspresif mengungkapkan masalah. Kalau lewat chat atau online, merasa terbatasi. Tapi ada juga klien yang lebih suka via online, apalagi klien dengan batasan jarak dan sudah merasa nyaman dengan tarot readernya. Jadi perbandingannya masih fifty-fifty, setengahnya pingin ketemu langsung, setengahnya lagi milih online.

Silakan segera kontak WA saya untuk tanya-tanya dulu, atau mau langsung pembacaan tarot mendapatkan berbagai solusi masalah Anda seputar asmara, karir, relationship, kesehatan dan lainnya.

Konsultasi Personal Tarot
* Online, Meet Up, Event
Bersama Nunuk Ambarwati
IG @nnk_tarot 
Twitter @nunukambarwati
WA 081-827-7073

Artikel lain tentang Tarot di blog ini
BACA JUGA

Tentang Tarot: Apa saja yang mempengaruhi hasil pembacaan tarot dan tentang ketepatan prediksi http://nunukambarwati.blogspot.com/2019/05/tentang-tarot.html

Cerita tentang dinamika profesi Tarot Reader 
http://nunukambarwati.blogspot.com/2019/05/cerita-tentang-tarot-reader.html

Kartu Death sebagai kartu yang sering disalahpahami, baca selengkapnya di
https://nunukambarwati.blogspot.com/2019/05/death-kartu-bad-boys.html

Apa menariknya Tarot?https://nunukambarwati.blogspot.com/2020/04/apa-menariknya-tarot-buat-saya.html

Corona dalam Pembacaan Tarot
https://nunukambarwati.blogspot.com/2020/03/corona-dalam-pembacaan-tarot.html

Koleksi kartu Tarot
https://nunukambarwati.blogspot.com/2019/04/kartu-tarot-baru.html

Kenapa Takut dengan Tarot
https://nunukambarwati.blogspot.com/2019/04/kenapa-takut-dengan-tarot.html

Background Tarot Reader
https://nunukambarwati.blogspot.com/2019/04/background-tarot-reader.html

Teman Bicara: saya menyebut klien dengan Teman Bicara
https://nunukambarwati.blogspot.com/2019/04/teman-bicara.html


Sunday, April 19, 2020

Cerita Horor: Prewangan


Prewangan atau perewangan adalah bahasa Jawa yang artinya kurang lebih makhluk gaib yang menjadi pembantu manusia.

Suami saya, Noris, seorang barista di sebuah kafe kopi di Yogyakarta. Kalau dapat shift sore, pulang dari kafe bisa pk 00.30 setelah selesai beres-beres. Suami saya kalau beres-beres rapi, kitchen bisa bersih, tertata , barang-barang ada di tempatnya sesuai biasanya. Uang hasil pendapatan kafe tiap dia selesai shift juga sudah dihitung, dilaporkan dan disimpan di tempat aman terkunci.

Malam itu, saya dan anak menemani suami jaga shift di kafe. Ada juga seorang teman baik yang biasanya nongkrong tiap malam, suka kopi juga, Surya. Sosok Surya ini sudah pernah saya ceritakan di cerita-cerita horor saya sebelumnya. Surya ini memang sosok misterius, dia memiliki keahlian perihal dunia gaib, intinya ilmunya tinggilah. Beberapa teman kesulitan melacak kehidupan Surya sebenarnya bagaimana. Darimana dia hidup, apa pekerjaan dia, temen-temen banyak yang tidak tahu. Nah balik lagi ke cerita, jadi malam itu ada saya, anak saya, suami dan Surya. Kami nongkrong sampai kafe tutup. Menemani suami beres-beres hingga pintu kafe dikunci. Selesai, kami saling pamitan dan pulang ke rumah masing-masing lewat tengah malam. Kafe akan buka lagi esok pukul 09.00 WIB dengan petugas barista yang lain.

Pagi-pagi pukul 09.00 lewat, tiba tiba kami dikejutkan pesan dari barista yang jaga pagi ini, Lia. Dia mengirim ke grup WA. Dengan agak panik dan bertubi-tubi kalimat vonis, Lia menginterogasi Noris – katanya, kenapa kunci pintu kafe tergeletak di tempat yang tidak disepakati, kemudian uang juga ditaruh di luar tempat penyimpanan dan kitchen agak berantakan. Semuanya disampaikan Lia dengan bukti foto. Noris tentu saja tidak terima, karena dia merasa sudah sesuai prosedur tutup kafe. Bahkan menutup dalam keadaan tidak terburu-buru (saya juga sebenarnya tahu sekali waktu Noris tutup kafe, jadi anggap saja saya saksinya, dan memang tidak seperti yang dituduhkan itu). Noris dan Lia adu argumentasi via chat WA. Noris merasa tidak terima dan Lia merasa laporan sesuai fakta. Intinya seolah-olah ada seseorang datang ke kafe malam-malam setelah kafe tutup dan berantakin kafe. Lalu siapa?

Argumentasi akhirnya berujung menggantung. Di kafe kami juga tidak ada CCTV yang berfungsi. Jadi agak susah karena menerka-nerka saja. Tidak ada yang mengakui, tidak ada yang merasa masuk kafe malam-malam atau berantakin kafe. Anehnya juga, meskipun uang berada di luar tempat penyimpanan, tapi tidak ada yang hilang. Cuma berantakan saja tidak sesuai standar. Saya masih menduga-duga dalam hati, siapa yang diam diam masuk ke kafe tanpa ijin dan tanpa sepengetahuan kami. Dan saya masih mencoba mencari tahu. Salah satu cara saya mencari tahu dengan membuka kartu Tarot. Ketika menarik kartu, pertanyaan saya adalah siapa yang masuk ke kafe – yang keluar adalah kartu Queen of Wands. Oke petunjuknya adalah seorang perempuan yang mempunyai ambisi tinggi, atau sedang emosional. Kemudian saya mencoba menanyakan tanpa tendensi apapun kepada para staf lain, terutama yang perempuan. Memang jawabannya tidak.

Hampir setengah hari sejak Lia geger di grup WA, kami masih belum bisa menebak siapa orangnya. Yang kami lakukan kemudian, hanya membuat standar baru tutup kafe berdasarkan peristiwa semalam. Sehabis maghrib, salah seorang rekan kerja saya, Merlin, tiba tiba memberitahu hal yang mengejutkan,
Merlin : Buk (dia memang memanggil saya Ibu)... Ibu ngga punya feeling siapa orangnya yang masuk ke kafe?
Saya : Enggak. Tapi dia perempuan.
Merlin : Itu temen Ibuk sendiri.
Saya : Siapa e Lin? (Saya semakin penasaran).
Merlin : Ibu ngga ada pikiran ke Surya?

Hah? Saya kaget sekali. Mengapa Merlin bisa menyebut nama itu? Darimana Merlin bisa tahu? Ternyata Merlin menanyakan ke seorang saudaranya yang Indigo. Menurut saudaranya itu, Surya yang masuk ke kafe bersama para prewangannya. Dan prewangannya itu adalah perempuan perempuan cantik (Ah...makanya kartu Tarot saya yang keluar sosok perempuan). Ada sekitar 5 “orang” yang masuk kafe malam itu. Mereka memang tidak ada niat untuk mengambil barang berharga, hanya ingin menunjukkan bahwa mereka bisa melakukan hal itu.

Masih belum yakin dengan petunjuk Indigo, saya dan Merlin mengundang seorang tarot reader (guru saya) untuk minta petunjuk. Kartu dikocok dan ditebar, pertanyaannya Cuma satu, apakah benar Surya yang melakukan aktifitas semalam? Jawabannya, iya benar, memang dia menurut kartu Tarotnya. Sejak mendapat kepastian yang sebenarnya tidak ada bukti nyata itu, Noris langsung chat ke Surya, “Jangan ganggu kami lagi!” Surya menjawab kenapa, ada masalah apa. Seperti tidak ada masalah apa-apa. Tapi sejak kejadian itu, Surya sudah tidak kembali nongkrong di kafe kami, ya bisa jadi dia tidak enak atau tidak suka karena tiba-tiba Noris chat seperti itu. Surya kemudian sudah hilang lagi entah kemana dan dengan aktifitas apa yang kami tidak tahu.

Mengapa Surya melakukan itu? Asumsi kami karena Surya ada ambisi tertentu untuk bisa terlibat di bisnis kafe kopi di tempat kami. Supaya kami selalu minta bantuan dia dan bergantung kepada dia. Itu asumsi kami, karena memang ada indikasi ke arah itu dalam beberapa obrolan kami sebelumnya. Bisa jadi memang Surya tidak emosional, tapi prewangannya yang emosi, atau alam bawah sadar Surya yang beraksi, makanya muncul di kartu tarot saya sosok Queen of Wands. Demikian cerita horor kali ini.


Wednesday, April 15, 2020

Cerita Horor : Hantu bawaan Toko Barkas

Suatu hari saya dapat tugas dari project untuk mendesain ulang interior sebuah kafe. Waktunya mepet dan uang terbatas. Dengan dua kondisi itu, pilihan tercepat adalah hunting material dari Toko Barkas – yang dicari ada meja kursi satu paket, meja panjang dan rak. Sisanya bisa beli baru untuk pemanis interior seperti tanaman hias, cat dan lainnya. Segera saja saya menuju toko Barkas di Yogya utara, banyak orang merekomendasikan saya bisa kesana, karena memang toko spesialisasi barang bekas. Sesampai disana, ah benar saja, toko ini seperti menempati dua lokasi gudang yang besar. Isi toko sudah penuh dengan barang-barang hingga tak leluasa berjalan. Kebanyakan berupa meja, kursi, rak dengan ukuran bervariasi. Saat berada di toko itu saya tak ada masalah, tak ada gangguan apa pun, kecuali suasana yang terkesan penuh dan sempit saja. Kesan singup (spooky) sih ada, tapi saya ngga mikirin banget, mungkin kebawa deadline kerjaan. Segera saya memilih barang sesuai kebutuhan dan budget. Barang-barang belanjaan saya itu hampir memenuhi bagian belakang mobil Avanza yang boleh saya pakai untuk belanja.
   
Urusan belanja sudah selesai petang hari. Barang-barang terpaksa transit dulu di ruang tamu rumah saya, karena memang project ini dadakan, tak punya gudang dan instant. Transit semalam saja. Besok habis Subuh, saya sudah harus berangkat kembali ke luar kota dengan barang-barang tersebut. Ya memang, projectnya ada di luar kota, di Magelang. Setelah saya tata sedemikian rupa supaya tetap efektif di ruang tamu saya yang mungil, saya bisa istirahat untuk menyiapkan energi buat kerja esok hari.

Malam itu saya merasa tidur kurang nyenyak, mungkin karena kepikiran kerjaan. Gelisah rasanya. Ruang tamu dan ruang tidur saya cuma sebelahan. Antara tidur dan tidak, tiba-tiba...gubrak gubrak gubrak! Saya mendengar suara riuh sekali di ruang tamu. Seperti ada orang yang mindahin barang, geser geser kursi meja atau barang jatuh. Pokoknya ramai sekali sampai saya harus bangun dari kasur. Saya ngga kepikiran apa-apa, nggak enak saja sama tetangga kalau rumah kami berisik malam-malam, dan kaget banget karena suaranya kencang sekali, padahal hari masih gelap. Saya bangunin suami, “Pah, Pah! Bangun! Ada suara berisik sekali disitu!”. Saya bangun dan nyalakan semua lampu. Suara berhenti! Senyap...  Saya cek semuanya, ngga ada apa-apa. Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Saat saya cek ke ruang tamu, posisi barang semua masih sama ketika saya tata tadi petang! Aduh....saya langsung mikir yang enggak-enggak. Agak merinding dan deg-degan ketika cek di ruang tamu. Oke baiklah! Ini hantu bawaan dari toko Barkas tadi. Saya nyalakan semua lampu dinihari itu, supaya tidak terganggu lagi.

Akhirnya saya memutuskan untuk melek saja, ngga usah lanjutin tidur. Lagian sudah hampir Subuh. Dan juga pasti ngga bisa tidur lah. Saya bersiap untuk pekerjaan hari itu sambil masih mikir tadi itu apa.

Begitulah pengalaman cerita horor saya :) Lain kali mungkin memang harus dibersihkan dulu kali ya semua barang yang diambil dari Toko Barkas. Kita kan ngga tahu ada sejarah apa sama barang-barang bekas itu. Tapi tetap positif thinking saja, kalau barangnya bagus, harga oke, kenapa nggak kita adopsi, iya kan J.



Monday, April 13, 2020

Apa Menariknya Tarot (buat saya)?

Sejak Agustus 2018, ketika saya mengikuti workshop membaca tarot, sejak saat itu juga saya mulai selibat dengan dunia tarot. Hari ke hari, selalu memegang kartu tarot, entah membaca diri sendiri, membaca orang lain, membuat artikel atau foto, merapikan deretan kartu (refresh/recharging kartu), dll. Apa sih menariknya tarot buat saya?

Visual
Secara visual kartu-kartu tarot memang artsy – memiliki nilai seni sangat menarik. Seni visual memang sudah saya geluti sejak dua dekade karir hidup saya (sejak tahun 1999, saya sudah berkecimpung di dunia seni rupa). Maka tak butuh waktu lama untuk bisa klik dengan deretan deck kartu tarot. Membaca visual hampir setiap waktu saya lakukan sesuai profesi saya sebagai kurator atau manajer pameran seni rupa.

Visual pada kartu tarot aliran klasik, Raider Waite Smith Tarot hingga kartu tarot produksi terkini sungguh menggoda untuk mengoleksi kartu-kartu bagus itu. Banyak variasi aliran, ukuran, visual, harga dan sejarahnya. Coba deh tanyakan pada para tarot reader, berapa jumlah kartu koleksi mereka? Mengapa mereka addict untuk mengoleksi? Buat apa punya kartu tarot banyak-banyak? Bahkan seorang teman pernah tanya kepada saya, “Kan Nunuk sudah punya kartu (tarot), kenapa kok beli lagi, beli lagi?”. Ah yang namanya suka, memang seperti “racun” kan, inginnya punya lagi, punya lagi. Sampai sampai saya harus ngerem keinginan untuk beli lagi beli lagi hehe. Bahkan ada seseorang yang bukan tarot reader saja, punya keinginan untuk mengoleksi kartu-kartu itu. Sebegitu menariknya! Seperti halnya kolektor lukisan, dia bisa dengan kecintaannya mencari, mendapatkan, atau membeli karya seni yang dia sukai. Demikian halnya kolektor kartu tarot.

Tantangan
Kedua, karena seru sekali! Pada tarot ada banyak aspek ilmu yang bisa dipelajari dan berkaitan. Ada astrologi (dunia perbintangan/zodiak), psikologi (visual, warna, simbol), karakter, numerologi, shio, fengshui dll. Semua hal ini saling berkaitan dan bisa didapatkan pada tarot. Membuat teka teki kehidupan menjadi komprehensif terbaca. Membuat saya terus belajar dan belajar. Dan itu kadang membuat surprise sendiri ketika saya berhasil membaca suatu persoalan klien. Ini tentunya memberi energi atau semangat baru dalam kehidupan saya. Dan lebih penting, menjadi semacam tantangan buat saya dari waktu ke waktu (kebetulan saya orangnya suka tantangan). Misalnya, sudah bisa mempelajari A, selanjutnya belajar B, lanjut mempelajari C agar kapasitas saya sebagai tarot reader semakin meningkat kan.

Profesi
Ketiga, jelas ini menjadi profesi terbaru saya di usia yang menginjak kepala empat ini. Dari dunia tarot ini saya bisa membantu banyak orang. Kalau pun tingkat akurasi pembacaan kartu saya mungkin hanya 80% mendekati kebenaran (toh saya juga bukan Tuhan kan), setidaknya saya sudah bisa memberikan cara pandang berbeda dari masalah dia. Atau saya sudah bisa memberi semangat sebagai teman bicara klien. Selain bisa membantu orang lain, tentu saja saya bisa mendapatkan pendapatan dari sini. Membuat saya hidup, hidup yang sebenarnya ya haha. Sebagai sebuah profesi maka saya menaruh harapan dan cinta pada profesi ini.

Demikianlah, setidaknya ada 3 poin dimana tarot sangat menarik dalam kehidupan saya. Siapa tahu ke depannya tambah lagi poinnya :) Mau ikutan komentar, sharing, berbagi pengalamanmu tentang tarot? Silakan tinggalkan komentarmu ya. Terima kasih.