Monday, June 12, 2017

Mengenal Graphology

💚 Parenting Education
Rumah Tumbuh Kembang Keluarga & Tirana Art Management
Tema: Mengenal Graphology
Sesi pertama: 13.00-14.30 WIB
Diikuti 14 orang
Sesi kedua: 14.30-17.00 WIB
Diikuti 15 orang

Tidak ada tulisan jelek di graphology. Sekalipun tulisan dokter yang terstigma tidak bisa terbaca, di ilmu graphology tetap bisa dibaca karakternya. Lewat ilmu Graphology, kita bisa tahu apakah orang tersebut suka selingkuh atau punya kelainan seksual lho. Hah? Iya memang. Lewat tulisan tangan dan tanda tangan dan tekanan-tekanan tulisan, kita bisa mengetahui kepribadian & karakter seseorang. Untuk bisa membuka praktek graphology, setidaknya sudah membaca 100 tulisan dan tanda tangan, dengan kesalahan minimal setidaknya 2 saja.

Apakah graphology bisa tertipu? Iya, graphology bisa tertipu.

Mengenal Graphology:
* Meskipun tulisan masa kanak" sampai dewasa mengalami perubahan, tetapi tetap bisa dibaca goresan" tetapnya.
* Graphology dibagi menjadi beberapa kategori antara lain: Graphology anak, dewasa, HR (Human Resources), Graphology Kepolisian dll.
* Kepribadian atau karakter seseorang juga bisa dibaca melalui pemilihan tipe font.
* Tulisan tangan bisa dibaca dari tulisannya dan tekanan"nya.

Manfaat Graphology:
* Mengefektifkan waktu untuk menilai. * Bisa mendapatkan penghasilan dari pengetahuan ini.







Tuesday, June 06, 2017

Introspeksi Inklusi

Sekitar 4 tahun lalu, saat Abel, anak saya berusia sekitar 2 tahun; saya mencari-cari tempat penitipan anak yang bagus menurut saya (baca: sesuai kebutuhan). Kira-kira waktu itu ada 3 tempat yang saya survei. Eyang putrinya Abel sudah membekali saya sangu untuk survei. Saya pernah menunggu seharian untuk melihat bagaimana mereka memperlakukan anak-anak selama dalam penitipan. Dan semuanya tidak memuaskan. Karena Abel adalah tipe anak yang aktif, senang bermain dan beraktifitas, senang bergaul, susah makan dan susah tidur siang. Sehingga saya harus mencari penitipan anak yang sangat ramah anak, dimana anak tidak merasa tertekan karena berpisah dengan orangtuanya selama setengah hari, mendapat hak-haknya dan mengerti kebutuhan anak. Karena bila saya paksakan ke penitipan tersebut, si pengawas anak juga akan stress menghadapi tingkah polah Abel, karena Abel cenderung tidak mau diatur. Saya juga tidak membiarkan anak saya tertekan, saya juga tidak setuju dengan pola asuh yang mendikte anak. Anak-anak jaman sekarang sudah beda dengan jaman dulu. Sehingga saya memutuskan untuk tidak memilih salah satu diantara 3 tempat yang sudah saya survei tersebut. Akhirnya saya sempat menyerah dan tidak mencari lagi. Waktu itu saya tidak mengenal apa itu inklusi, saya belum tahu bagaimana pendidikan karakter, pola asuh yang berpihak pada anak, dan seterusnya dan sebagainya. Yang saya lakukan dengan Abel mungkin sudah ke arah inklusi, tapi saya tidak tahu bahwa itu namanya inklusi.

Hingga pada suatu hari, seorang teman merekomendasikan sebuah tempat penitipan anak, Happy Castle namanya, di daerah Jogokaryan, dekat dengan tempat kerja dan rumah Eyang Abel. Saya mendatangi tempat tersebut. Usia Abel waktu itu sudah hampir 3 tahun. Waktu itu, saat baru survei, Abel sangat menikmati bermain, malah sempat saya tinggal selama 2 jam dan dia masih baik-baik saja, bahkan tidak ingin pulang. Hati kecil saya juga berkata bahwa tempat penitipan ini sangat memperhatikan kebutuhan anak. Nah, mulai ada pencerahan. Saya lega dan senang. Hari pertama di penitipan hampir tidak ada tangisan. Kata pengasuhnya, Abel cuma nangis ingat Mama sebentar setelah itu baik-baik saja. Hari berikutnya dan seterusnya Abel menikmati hari-hari bermain di penitipan tersebut. Saya pun sebagai orang tua, menikmati waktu sekitar 7-8 jam per hari untuk menyelesaikan pekerjaan dan urusan sehari-hari.

Waktu berjalan, sebentar lagi Abel akan masuk TK, saya sudah mulai cari-cari sekolah. Berawal dari Happy Castle tersebut, mulai mengenal ECCD-RC (Early Childhood Care and Development Recourse Center) dikenal dengan Rumah Cita (RC). Waktu itu juga mendapat rekomendasi dari banyak teman bahwa sekolah di Rumah Cita itu bagus. Tentu saja, saya mendatangi sekolah untuk survei dan mendaftar karena saya ingin Abel mendapat pendidikan yang bagus (sekali lagi baca: sesuai kebutuhan). Kebetulan lokasi Rumah Cita juga tidak jauh dari tempat kerja saya dan juga dari rumah. Rumah Cita memiliki visi anak usia dini mendapatkan dunianya yang menghargai nilai-nilai inklusifitas, terutama hak-hak anak, keadilan gender, ramah lingkungan hidup, dan kearifan lokal sehingga tumbuh dan berkembang optimal. Dari situ pula, kemudian saya tahu apa itu inklusi. Jadi saya sebagai orang tua, mengenal inklusi karena kebutuhan. Kebutuhan anak yang membuat saya mencari penitipan dan sekolah yang semisi dengan hal itu. Kebutuhan orang tua juga, karena pola pengasuhan saya jelas berbeda dengan pola orang tua saya dulu, meskipun ada hal-hal yang masih bisa dipakai dan relevan hingga saat ini. Dan saya belajar tentang itu. Saya merasa cocok dengan pola pengasuhan dan visi Inklusi ini. Tentu saja saya terus belajar sebagai orang tua. 

Oh iya,  disini saya dan Abel juga belajar bergaul dan memperlakukan teman-teman ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Bahwa kita tidak harus menjauhinya,  kita bisa berteman dengannya,  menaruh empati dan memberi hak yang sama. Pendidikan itu yang tidak saya dapat waktu saya kecil. Beruntung Abel sekarang mengetahuinya. 

Abel menikmati hari-hari sekolah di Rumah Cita. Orang tua sangat dilibatkan dalam pendidikan anak. Berbeda dengan jaman dulu, seakan-akan tidak ada komunikasi antara orang tua dengan sekolah. Seakan-akan kewajiban orang tua hanya membayar sekolah dan tugas sekolah yang harus mencerdaskan anak. Di Rumah Cita, orang tua tidak bisa apatis, mereka diajak untuk partisipasi, diberikan edukasi tentang bagaimana mengasuh anak sesuai kebutuhan dan hak-haknya. Orang tua disini tidak hanya ibu, tapi juga bapak. Jaman sekarang, bapak juga memiliki peran yang setara dalam pendidikan anak. Saya sangat tidak setuju bila bapak itu hanya bekerja cari uang dan tidak mau tahu urusan sekolah anak, karena jaman sekarang kedua orang tua bekerja. Peran seorang bapak juga penting mengetahui perkembangan pendidikan anak. Yang dulu tabu dibicarakan antara orang tua dengan anak, misalnya soal pendidikan seks usia dini, sekarang justru sebaliknya. Jangan sampai anak mencari tahu sendiri dan mendapat informasi yang keliru. Kita sebagai orang tua harus bisa mendiskusikannya, memberi informasi yang benar kepada anak. 

Demikianlah bagaimana orang tua harus berperan, karena tanpa sinergi orang tua dan sekolah, maka pembentukan karakter anak tidak akan maksimal. Sementara itu, tidak menafikan, masih banyak orang tua yang merupakan 'produk' didikan jaman dulu. Atau orang tua yang belum memahami sepenuhnya inklusi dalam praktek kehidupan sehari-hari, ego sebagai orang tua masih tinggi. Sehingga selama masa sekolah Abel di Happy Castle maupun di Rumah Cita, kadang ada gesekan-gesekan kecil antar orang tua tentu saja ada. Karena perbedaan generasi (gap generation), orang tua masih membawa pola asuh lama, pola pendidikan jaman dulu: dimana orang tua, guru dan sekolah sebagai pusat, sebagai anak harus menurut, mereka tidak boleh dibantah, tidak ada diskusi, cenderung mendikte dan seterusnya. Maka dari itu, kadang-kadang muncul celetukan "Yang harus sekolah kayaknya orang tuanya deh. Anaknya sudah bisa belajar, tapi ternyata orang tuanya belum". Semoga saya tidak diomongin begitu (hehehe). Yah kadang-kadang begitu, namanya juga manusia, tidak semuanya bisa sama seperti keinginan kita. 

Demikian sedikit catatan saya tentang pengalaman berkenalan dengan inklusi. Saat ini, Abel sudah menjelang Sekolah Dasar. Dan sampai saat ini masih belajar bersama Abel tentang itu dalam praktek kehidupan sehari-hari. Semoga kehidupan bermasyarakat menjadi semakin baik, anak hidup bahagia dan terpenuhi hak-haknya. Terima kasih kepada Mbak Yoza Veronika dan timnya di Happy Castle, terima kasih untuk semua edukator, staff dan manajemen ECCD-RC. 

Tumbuh Fair

Tumbuh Fair SD Tumbuh 1.
Jum'at, 9 Juni 2017
Pukul 14.00-18.00 WIB.
Tema "WonderClass Never Stop Imagine" .
Menampilkan pameran karya unik siswa dari masing-masing Kelas. Setiap siswa memunculkan kreatifitasnya yang terintegrasi dengan Project Inquiry Kelas.
Akan ada bazar Ramadhan yang menjual takjil untuk berbuka, mainan dan baju serta informasi Sekolah Tumbuh.
Ayo datang dan ramaikan....!!!
 SD TUMBUH 1
Tumbuh Primary School 1
SD Tumbuh 1 terletak di Jl. AM Sangaji No. 48 Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. SD Tumbuh 1 mulai melakukan persiapan operasional sejak bulan Maret 2005. SD Tumbuh 1 mengusung konsep memberikan kesadaran kepada anak tentang budaya lokal yang perlu dilestarikan dan dihargai. Menanamkan nilai kehidupan sehari-hari dalam keberagaman. Melatih siswa untuk memiliki entrepreneurship. Kurikulum utama menggunakan kurikulum Nasional dan kurikulum pengayaan CIPP (Cambrige International Primary Program).
Jl AM Sangaji No 48 Yogyakarta
Telp/Fax (0274) 557970

_________________________________________________________



Tumbuh Fair SD Tumbuh 2
Tudung Saji
Ada apa dengan Tudung Saji? 
Buka dan temukan isi di dalamnya. Nikmati.
Tudung Saji adalah tema yang dipilih dalam Tumbuh Fair SD Tumbuh 2 Yogyakarta di akhir semester ini. Kami meyakini bahwa untuk tahu lebih dalam tentang sesuai hal, perlu proses; berkenalan, mengamati, dan seterusnya.
Tudung Saji adalah tema yang dipilih dalam Tumbuh Fair SD Tumbuh 2 Yogyakarta di akhir semester ini. Kami meyakini bahwa untuk tahu lebih dalam tentang sesuai hal, perlu proses; berkenalan, mengamati, dan seterusnya.
Jadi mari hadir untuk Buka Tudung Saji kami.
Menu tanggal 7 Juni 2017
Pk 14.00-16.30 WIB
* Pembukaan
* Penampilan klub karawitan
* Fashion Show kelas 1-2
* Pameran dan Bazaar Anak
* Pameran audio visual
* Penampilan klub biola





Menu tanggal 8 Juni 2017
Pk 14.00-16.30 WIB
* Parents participation
* Bedah buku Portal Ajaib
* Drama musikal kelas 2-3
* Drama musikal kelas 3-4
* Drama musikal kelas 4-5
* Pameran dan Bazaar anak
* Pameran audiovisual
* Pojok Bermain








Menu tanggal 9 Juni 2017
Pk 14.00-16.30 WIB
* Parents participation
* Kinrara Band
* Musikalisasi Puisi kelas 5
* Pasar Murah
* Pameran dan Bazaar Anak
* Pameran AudioVisual
* Pojok Bermain
* Penampilan Morgan & friends
* Penampilan kelas preparatory 1
* Penampilan klub tari
* Student appreciation
* Buka puasa bersama






SD TUMBUH 2
Tumbuh Primary School 2
SD Tumbuh 2 lahir pada tahun 2010 dengan mengusung konsep Sekolah Museum. Konsep ini bertujuan untuk memperkaya proses pembelajaran dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dengan bidang seni. Gedung sekolah SD Tumbuh 2 sendiri menggunakan gedung bekas ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia). Kurikulum utama menggunakan kurikulum Nasional. Dan kurikulum pengayaan CIPP (Cambrige International Primary Program). Konsep kelas multiusia.
SD Tumbuh 2
Jl Amri Yahya No 1
Kompleks Jogja National Museum (JNM)
Wirobrajan Yogyakarta
www.sekolahtumbuh.sch.id
WA 0822-2220-6895
________________________________________________________

Tumbuh Fair SD Tumbuh 3
To celebrate the End of Academic Year 2016-2017, Tumbuh Primary will conduct a performance by the theme " Adventures through Amazing shows". 

It will be held 
on Friday, 9th June 2017 
at 2-5 p.m.
in Kanisius Jl Cempaka No 9 Deresan Yogyakarta.

There are some performances from classes and clubs. Are you interested to watch the shows? ðŸ˜˜ So join Tumbuh Primary School.

SD TUMBUH 3
Tumbuh Primary School 3

Tumbuh Primary School (SD Tumbuh 3) was started in 2012 as the 4th school of Sekolah Tumbuh by Yayasan Edukasi Anak Nusantara. The school is located in nDalem Mangkubumen KTIII/264, Ngasem, Yogyakarta. "Cultivating global minds, embracing local wisdom", we want to bring all community members from different cultures, religions, family background to become the global citizents of the future". Kurikulum Nasional dan IPC, konsep kelas multiusia.

Ndalem Mangkubumen KT III/264 Yogyakarta
Telp/Fax (0274) 384246
WA 0822-2220-6895