Tuesday, September 17, 2019

Pengalaman Bikin Pasar Anak


Yuk ramaikan! 😘
PASAR ANAK "Sayang Teman"Tirana Kitchen, Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta
Minggu, 8 September 2019
Pk 15.00-18.00 WIB

APA aja yang DIJUAL?
😍 Intip yuk jualannya: ada tote bag eco pounding, tas serut, pouch, asesoris, preloved mainan, nasi bakar biru, pop corn, boba ice, kaos, karya/gambar, sticker dari gambar anak,  dll. Semua karya anak-anak. Jangan lupa bawa tas belanja sendiri :) Dan no plastic ya.

💃 WORKSHOP
Juga ada workshop menggambar Horizon bersama Clarisha. Clarisha adalah anak usia 8th, dia berujar tidak pandai jualan, maka dia mau kasih workshop saja :) Peserta terbatas untuk 10 anak saja, orang dewasa tidak boleh ikutan ya hehe :) Silakan ganti biaya Rp 5rb saja sebagai ganti kertas.

PERFORMANCE
Aini & Noman - menyanyi
Arwen - sulap
Koboy - Komunitas Board Game Yogyakarta

Pasar Anak "Sayang Teman" adalah pasarnya anak-anak. Maraknya pasar-pasar tiban (dadakan) yang dibuat oleh orang dewasa, membuat kami ingin mengkreasikan pasar anak. Dimana anak-anak yang memikirkan mereka akan berjualan produk apa, berapa harga jualnya, lalu bagaimana cara menjualnya termasuk mengkreasikan stand (booth) jualan mereka. Sudah kebayang kan unik dan lucunya mereka berjualan di pasarnya mereka :) Tujuan dari Pasar Anak "Sayang Teman" ini adalah menumbuhkan jiwa entrepreneurship bagi anak-anak, memfasilitasi ide kreatif mereka, menciptakan aktivitas positif di hari libur bersama keluarga.


Kali ini ada 15 booth, satu booth bisa berisi 2-3 anak yang berjualan karya mereka. Materi jualannya beragam, kuliner, asesoris, mainan, preloved, tas serut, pouch dll, tentu saja karya mereka sendiri (ada juga dibantu oleh orang tua). Mereka berasal dari SD Ungaran, SD Minggiran, Pra SD Rumah Citta, SD Tumbuh 3, SD Winongo Manulife, SD Ar Raihan Bantul dan juga anak-anak HomeSchooling. Kami juga mengundang Komunitas Boardgame Yogyakarta untuk ikut memeriahkan acara ini. Anak-anak akan diberikan materi game yang seru selama acara ini berlangsung. Game ini juga dibuat sendiri oleh Komunitas Boardgame Yogyakarta.

Mengapa Pasar Anak "Sayang Teman"? Karena kami ingin mengedepankan konsep sayang teman. Bahwa pasar atau jual beli juga harus berlandaskan saling perhatian kepada sesama teman. Penjual lain adalah teman, pembeli juga teman. Maka diupayakan membangun kompetisi sehat dalam pasar ini. Rencanaya Pasar Anak Sayang Teman ini akan diselenggarakan rutin sebulan sekali dengan berpindah-pindah lokasi, bisa berjualan di sekolah, public space atau lokasi lain yang ramah anak. Penggagas Pasar Anak ini ada kami berempat, Fivi Lestari, Modesta Lucia, Novi dan Nunuk Ambarwati dari Komunitas Sayang Teman.








Kesepakatan Pasar Anak "Sayang Teman", September 2019

1. Loading barang bisa mulai pk 13.00 WIB di Tirana Kitchen Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta. Pasar dimulai pk 15.00-18.00 WIB. Tenant menghias booth sendiri. Disediakan 1 meja ukuran 60 x 80 cm, taplak dan 2 kursi. Tidak disediakan colokan listrik. Tenant membawa alat tulis sendiri.

2. Booth akan diundi. Tenant datang mengambil no undian, meja sudah diberi nomor.

3. Penjual (anak-anak) bisa didampingi orang dewasa (orang tua) bila dibutuhkan. Tidak disarankan menggunakan alat bantu hitung (kalkulator dan sejenisnya) selama transaksi. Orang tua (dewasa) wajib menjaga keamanan anak masing-masing selama acara berlangsung.

4. Transaksi dilakukan dengan menggunakan uang pengganti yaitu Kreweng Pasar Anak dengan nominal tertentu. Kami tidak menyediakan Kreweng nominal Rp 500. Karena keterbatasan jumlah kreweng, dimungkinkan akan terjadi penukaran (penarikan) kreweng untuk ditukar uang supaya transaksi tetap bisa berlangsung.

5. Pembeli dan penjual diharapkan minim sampah, membawa tas belanja sendiri, mengurangi penggunaan plastik, dan membudayakan ramah lingkungan.

6. Parkir kendaraan akan dibantu oleh tukang parkir Tirana Kitchen. Disarankan menggunakan kendaraan roda dua atau kendaraan umum karena lahan parkir terbatas.

7. Sayang Teman.

Matur nuwun 😍🙏😘👍














MASUKAN, SARAN, EVALUASI UNTUK PASAR ANAK

1. Lokasi lebih lapang dan lebih luas untuk lalu lintas jual beli. 


2. Juga ada panggung yang bisa fokus untuk anak-anak bisa tampil. 


3. Ada dokumentasi resmi, misal kita urunan buat photografer atau videografer jadi didokumentasikannya lebih maksimal. 


4. Mata uang yang kreweng boleh direalisasikan sehingga lebih asyik lagi.


5. Masih ada produk jualan yang bukan karya anak-anak. Sehingga untuk ke depannya, bisa lebih diperketat pantauan dan saran kepada peserta tentang produk ini. Jadi harus lebih selektif untuk produk yang mau dijual. Definisi produk anak yang harus dijelaskan kepada peserta. Tetap utamakan soal ramah lingkungan.

6. Proses anak-anak melakukan transaksi jual beli masih kurang. Orang tua sebaiknya mendampingi saja, jangan buru-buru gemes ikut melayani. Dalam pasar anak ini bukan omzet yang dikejar tetapi edukasi tentang wirausaha. Ada baiknya juga orang tua diberikan kegiatan sendiri seperti games, beauty class, atau karaokean (ngga usah parenting, karena sudah bosen) atau sejenisnya supaya anak bisa lebih mandiri berjualan.
Anak-anak peserta Pasar Anak akan diberikan waktu jeda (istirahat) selama 30 menit supaya mereka bisa berkeliling melihat karya teman lain, juga menghilangkan kejenuhan menjaga booth. Bisa juga diberikan acara ‘ice breaking’ selama durasi istirahat tersebut. Selama durasi istirahat, Pasar Anak bisa diberlakukan “30 Menit Pasar Kejujuran” – jadi pengunjung tetap bisa beli tapi self service.


7. Masih ada pengunjung yang belum menukarkan “daun/uang pengganti” saat selesai acara.


8. Butuh relawan anak-anak yang usianya lebih besar (SMP atau SMA) untuk menjadi MC dan kasir penukaran uang, membantu mengorganize acara atau membantu Panitia di bagian lain yang memungkinkan.


9. Ada seremoni pembukaan dan penutupan pasar. Artinya transaksi jual beli baru bisa dimulai.


10. Bisa dibuatkan buku panduan atau katalog daftar jualan anak-anak, bisa hardcopy atau softcopy. Bisa juga ditulis di papan tulis, daftar jualan hari ini di Pasar Anak.


11. Harus ada briefing kepada peserta Pasar Anak tentang pentingnya acara ini, edukasi apa yang harus kita berikan saat berlangsungnya Pasar dan juga edukasi kepada pengunjung. Briefing diharapkan bisa seminggu sebelumnya.


12. Usulan acara lain adalah lelang produk anak. Hasilnya bisa dibagi untuk charity kejadian tertentu atau untuk penyelenggaraan Pasar Anak berikutnya.

13. Dibuat akun sosial media untuk Pasar Anak, yaitu IG dan FB.


14. Ada baiknya, suatu hari nanti, Panitia juga diberikan uang transport karena sudah ikut ngurusi acara ini :)

Wednesday, September 11, 2019

Ruang Imajinasi Tanpa Beban


Ruang Imajinasi Tanpa Beban

Mengapa membuat pameran untuk anak-anak? Apa perlunya membuat pameran buat mereka? Apa kekuatan karya-karya mereka sehingga perlu dipamerkan? Apakah karya anak-anak ini memang sudah layak pamer? Demikian kira-kira beberapa pertanyaan yang seringkali muncul ketika hendak membuat pameran untuk anak-anak? Pertanyaan-pertanyaan ini justru lebih sering muncul dari orang tua sendiri. Orang tua justru malah tidak percaya diri terhadap karya anak-anak mereka. Mari temukan jawaban-jawaban pertanyaan diatas melalui pameran “Ruang Imajinasi”.

“Ruang Imajinasi” mencoba memberi ruang bagi karya anak-anak. Memberi ruang atas imajinasi mereka yang kadang di luar batas yang kita bayangkan – yang kadang hanya dimengerti oleh mereka sendiri atau teman-teman sebayanya.”Ruang Imajinasi” mempresentasikan karya dari 11 anak dengan rentang usia 4-11 tahun. Mereka adalah Dara Ayudya Balqis, Mutiara Laut Biru, Gemintang Alam Semesta, F. Anindito Bramantyo, Sang Badai Ulung Kembara, Masayu Sang Radjapadmi, Orlin Maritsa Gunari, Letycia Cherysh Tupamahu, Kalyana Jaladri Median, Leonce, Bintang dan Daraswita Jeva Dananjaya. Masing-masing anak memamerkan 1-3 karya. Bertempat di Badai Art Studio, Tirtonirmolo, Kasihan Bantul, sebuah ruang presentasi terbilang baru di peta seni rupa Yogyakarta. Pameran “Ruang Imajinasi” sendiri dipamerkan pada rentang waktu 14-21 September 2019.

Anak-anak yang mengikuti pameran ini, memiliki orang tua yang terdiri dari beragam latar belakang profesi. Ada memang yang sangat bersinggungan dengan seni rupa – orang tuanya memang seorang seniman misalnya, atau orang tuanya pekerja seni. Tetapi ada juga yang tak ada latar belakang seni rupa sama sekali. Latar belakang ini sedikit banyak akan berpengaruh pada karya anak-anak. Pengaruhnya lebih pada kepekaan atau keberanian mereka berekspresi dalam karya. Ketika saya tanyakan, seberapa besar peran orang tua dalam karya anak kali ini? Apakah mereka ikut menyelesaikan gambar anak-anak ini? Ada orang tua yang menyampaikan, orang tua tidak ikut campur karena anak sudah memiliki kemauan sendiri akan karyanya. Kemauan mereka sangat kuat, soal pilihan warna dan bentuk. Ada juga yang komentar, tak ada cukup waktu untuk memantau karya anak mereka karena orang tua sibuk bekerja. Maka bisa kita rasakan dan nikmati kejujuran karya anak-anak melalui pameran ini.

Komposisi 11 anak ini terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan. Bila kita tengok karya mereka, apa yang mereka gambar tak jauh dari keseharian. Karya anak-anak perempuan lebih banyak bertema tentang keluarga dan rumah. Sementara karya anak laki-laki bertema mainan atau fantasi tentang mainan.

Apa kekuatan karya-karya mereka sehingga perlu dipamerkan? Apakah karya anak-anak ini memang sudah layak pamer? Membaca karya anak menurut saya sebaiknya tidak memakai pendekatan yang sama seperti membaca karya seniman yang sudah paham teori seni rupa. Anak-anak ini mungkin memang belum paham teori seni rupa seperti nirmana, perspektif dan sebagainya itu. Maka membaca karya anak adalah membaca soal kejujuran berkarya. Tidak perlu terlalu berkerut kening ketika membaca karya anak-anak ini. Membaca karya anak adalah membaca jiwa, membaca energi mereka. Soal kejujuran dalam berkarya ini yang mungkin akan sulit kita baca pada karya seniman dewasa karena mereka juga terbebani bahwa karyanya harus bagus, karyanya harus memiliki pesan kuat, atau bahkan karyanya harus bisa terjual. Sementara ukuran membaca karya anak-anak menurut saya adalah anak-anak sebaiknya justru tanpa beban ketika mengerjakan karya tersebut. Bila mereka ingin menggunakan media kertas ya silakan, atau ingin memakai pensil dan tanpa diwarnai, ya monggo. Kadang kita dibuat terkejut ketika judul karya tidak seperti apa yang mereka gambarkan (haha). Itulah energi kejujuran yang bisa kita baca ketika tiba-tiba ada gambar gajah bersayap atau pelangi versi corat coret mereka. Maka memberi ruang imajinasi itu sama dengan memberi kebebasan tanpa beban kepada anak-anak kita yang tertuang lewat karya. Kita bisa ikut merasakan aura kebebasan imajinasi tersebut dalam karya anak-anak ini. Jadi ukuran karya anak itu justru bukan pada bagus atau tidak, tetapi dia jujur atau tidak, terbebani atau tidak ketika berkarya. Akan terbaca aura atau energinya pada setiap karya yang tampil.

Mengapa membuat pameran untuk anak-anak? Memberi ruang presentasi atau memamerkan karya anak, menurut saya adalah salah satu bentuk terapi psikologis terhadap anak. Dengan memamerkan karyanya, anak menjadi lebih percaya diri, anak bisa lebih semangat dalam kehidupan bersosialiasi. Bahkan ketika anak sedang berproses menyiapkan pameran saja, mereka sudah terkatrol semangatnya. Mereka tahu karya mereka akan dipamerkan, kadar bahagianya bisa naik hingga 80% mungkin. Inilah salah satu jawaban apa pentingnya memberi ruang imajinasi terhadap anak.

Menurut saya, pameran ini tidak hanya diperuntukkan diapresiasi oleh anak-anak; justru orang tua bisa banyak belajar dari pameran ini. Apa saja edukasi yang bisa kita peroleh dari penyelenggaraan pameran ini:
* Inspirasi karya anak-anak yang orisinil. Para orang tua disini benar-benar membebaskan anak berkarya dengan tema yang mereka sukai, tema yang dekat dengan mereka dan media yang mereka inginkan.
* Menghargai anak. Bagaimana antara orang tua dan anak menemukan sepakat karya mana yang akan dipamerkan. Pilihan orang tua kadang tidak sama dengan anak. Orang tua menghargai proses dan hasil karya anak yang mereka hasilkan. Bahkan hingga keputusan apakah karyanya akan dijual atau tidak, bila dijual dengan harga berapa, semuanya hasil kesepakatan dengan anak itu sendiri.
* Lingkungan tumbuh kembang anak. Bisa kita lihat bagaimana anak dengan latar belakang seni yang kuat, atau anak yang sudah sering mengikuti kompetisi menggambar hingga anak yang bahkan baru saja mulai menggambar karena mengikuti pameran ini.
* Kemasan pameran. Pameran ini dibuat layaknya pameran yang mengedepankan apresiasi terhadap karya-karya mereka. Karena kesadaran akan berpameran, beberapa orang tua menyiapkan media gambar seperti kanvas komplit beserta catnya. Meskipun sebenarnya anak bisa bebas mau menggambar lewat media apa saja.


Maka saran saya bagi para orang tua, hilangkan beban khawatir atau ragu-ragu mempresentasikan karya anak-anak; karena pembacaan karya anak adalah karya tanpa beban.

Yogyakarta, 10 September 2019
Nunuk Ambarwati



SALAM SENI // Perupa kenamaan HERI DONO datang dan akan membuka program untuk keluarga. Perupa muda BINTANG TANATIMUR (14 th) juga bakal menampilkan karya-karyanya bersama parabelia lainnya dalam Pameran Seni Rupa Anak "RUANG IMAJINASIKU" di Badai Art Studio, Jl. Tegal Kenongo, Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Yogyakarta, 14-21 September 2019. 

Dalam pameran ini Bintang Tanatimur sebagai tamu spesial, penggerak inspirasi parabelia yang lebih muda. Jika anak Anda sering berlomba mencari juara, kini saatnya berlomba tampil di muka bersama-sama. Menggalang apresiasi masyarakat tentang baiknya karya seni untuk dinikmati bersama-sama. 


Sampai jumpa di BADAI Yogyakarta. SALAM SENI