Monday, January 07, 2019

Meja Makan

Di meja makan berbagai perbincangan bergulir dengan berbagai suasana. Meja makan kadang menjadi saksi bisu obrolan-obrolan silih berganti.

Kejadian ini saat aku sekolah dasar. Aku ingat betul bagaimana suatu hari aku menangis lalu Bapak bertanya kenapa. "Aku pingin tiap makan malam kita bareng, ngumpul", jawabku sesegukan. Esok hari Bapak mengabulkan keinginanku, padahal aku sudah lupa. Ya cuma sekali itu, hari selanjutnya kami kembali makan sendiri-sendiri seperti biasa. Karena meja makan di tempatku cuma untuk taruh makanan, bukan tempat untuk makan. Tapi cukup senang karena Bapak sudah ada niat mewujudkan apa yang kuminta.
Kejadian ini ketika aku sudah bekerja. Hampir tiap waktu makan siang, tanpa kesepakatan, kami (sekitar 5-7 orang) berkumpul di meja makan kayu panjang di kantor. Sambil menikmati waktu istirahat kurang lebih sejam, kami makan dan bergurau. Dan seringkali topiknya saru. Topik awal A, eh tahu-tahu saru. Bikin acara makan siang selalu seru!
Terima kasih untuk semua kenangan, kehangatan dan makanan yang enak di meja makan :)

Foto: Suasana makan malam di rumah Sahabat baik, Christine Effendy & keluarga. Terima kasih 💙

@30haribercerita #30hbc1906 #30hbc19day6 #makanmalam #dinner #family #warmandcozy #enjoy #familyportrait #gathering #literasi

Friday, January 04, 2019

Biyung

Apa yang paling kamu ingat saat datang bulan pertama kali? Waktu itu, sekitar tahun 80'an ketika saya mendapatkan masa penting bagi kaum hawa tersebut; Ibu dengan sigap memberitahu cara pemakaian pembalut. Saya ingat betul, ibu memberi pembalut kain, bukan seperti jaman sekarang pembalut sekali pakai.

Nah seorang karib lama, Westani Agustin, biasa disapa Ani, ternyata mulai memproduksi pembalut kain sejak tahun 2016. Diberi label "Biyung". Membuat pembalut kain berawal dari sebuah project homeschooling dari 2 anak perempuannya. Yaitu membuat usaha yang dekat dengan mereka. Kala itu mulai bikin Biyung, saat anak-anaknya berusia 15 th & 12 th (SMP).

"Waktu mulai project bikin pembalut, kami pakai handuk & kaos bekas, untuk dipakai sendiri", katanya. Ketika akan dijual mereka eksplorasi bahan lagi. Jadinya sekarang pakai lapisan luar bawahnya dengan batik. Lapisan luar atas pakai bahan kaos halus. Lapisan dalam bawah : kain waterprove /PUL. Dan lapisan dalam atas : kain flanel tebal. Cara cuci & perawatan sama dengan cara cuci & perawatan pakaian dalam kita.

Mengapa memakai batik? Batik sebagai ciri khas produk Biyung dan pembeda dengan brand lain. Warna dan motifnya pun menarik sehingga bikin lebih semangat pemakainya. Dulu, Ani cukup memakai kain batik sisa dari usaha kerajinan sang adik. Sekarang, seturut permintaan yang banyak, akhirnya harus kulakan bahan batik.

Minat pasar cukup bagus perkembangannya. Kalau dulu di awal 2016 masih sedikit, akhir 2018 mendadak booming karena ada trend #zerowaste. Trend ini memang mengupayakan untuk meminimalisir sampah. Apalagi pembalut sekali pakai yang beredar sekarang adalah kategori sampah yang sulit terurai dalam waktu singkat (lebih dari 500 tahun, wow!).
.
.
"Biyung" bisa dibeli dengan harga sangat terjangkau, mulai Rp 25rb hingga Rp 100rban. .

"Biyung" dipakai untuk panggilan Ibu di beberapa daerah di Jawa. Bagi Ani, ia merasa nyaman dengan kata ini, terdengar sederhana & terasa dekat di telinga. Tak semata itu, Ani juga punya misi untuk menyayangi & menghormati ibu, perempuan, rahim & bumi, karena mereka sumber kehidupan manusia.

Pic courtesy @b.i.y.u.n.g
@30haribercerita @30hbc19day3

Wednesday, January 02, 2019

Kesayangan

Sejak kecil, saya sudah biasa bermain-main dengan kucing. Entah dipelihara atau tidak, saya lupa, banyak kucing di rumah. Saya dan adik perempuan punya kucing sendiri-sendiri. Kucing kampung biasa. Tapi kami senang sekali kala itu. Hingga suatu hari, adik perempuan saya sedih tak terkira, menangis terisak-isak, karena kucing kecilnya mati kecemplung gentong (= tempat menampung air). 

Setelah beranjak dewasa, hmm (mantan) pacar ternyata hobi pelihara kucing. Kucing kampung juga. Hitam legam, bulunya halus dan ganteng. Hingga suatu hari, saya sedih sekali, mendapati si hitam mati karena keracunan. Sepertinya ada tetangga yang tidak suka. Dan ini terjadi dua kali. Dua kali punya kucing, semua mati diracun tetangga :( :( .

Setelah menikah, hmm suami ternyata juga suka kucing. Kali ini kucing ras. Tentu lebih menggemaskan. Kami pelihara dari kecil hingga besar.

Hati kecil saya sudah menolak memelihara kucing, melihat beberapa kejadian diatas, sepertinya tangan saya tidak pas memelihara kucing, kucingnya pasti mati. Dan benar. Kucing ras yang kami pelihara sejak kecil mati mengenaskan, terlindas mobil tetangga. Ngerinya, saya melihatnya sendiri. Huhuhuhu...

Saya sudah kapok tidak mau pelihara kucing! Sedih... Tapi suami masih ambil kucing lagi untuk dipelihara. Kami beri nama Ceming. Kucing ras juga. Bulunya ada 3 warna. Sekarang ia sudah beranak tiga. Diantaranya yang di foto itu. Biar suami saja yang merawat, saya membatasi kedekatan saya dengan si Ceming; sepertinya saya membawa petaka buruk buat kucing-kucing itu. Hiks.

@30haribercerita
#30haribercerita #30hbc1902 #30hbc19day2 #kucing #pets #cat #writingchallenge

Tuesday, January 01, 2019

Happy New Yeach

Hari pertama tahun baru 2019, diawali dengan bersih-bersih rumah dulu dong. Bikin kopi, habis itu buka kartu Tarot. Hah Tarot? Iya. Beberapa teman masih banyak yang ketakutan dengan jenis kartu ini. "Takut ah, ntar kartunya jelek!", katanya. Atau juga soal keyakinan, takut musyrik. Kalau pendapat saya, tiap kartu itu ada hal positif dan negatifnya. Hidup manusia ada siklusnya, kadang diatas kadang di bawah. Jadi tiap buka kartu, mencoba bijak menyikapinya.

Sejak ikut workshop Tarot Agustus tahun lalu, memang dapat pekerjaan rumah buka satu kartu tiap hari dan "membaca" diri sendiri. Tujuannya buat latihan. Karena memang kecermatan "membaca" kartu Tarot itu salah satunya mengenai jam terbang membaca. Ngga bisa langsung pinter hehe.

Belajar membaca kartu Tarot itu sama dengan menganalisis visual. Sama halnya ketika kita melihat lukisan. Dalam lukisan itu ada gambar apa aja, nah kemudian diartikan sesuai konteks pertanyaan.

Dan ternyata, kartu pertamaku yang keluar di awal tahun ini adalah Judgement (Penghakiman). Waaahh ini kartunya bagus! Happy deh. Kartu ini memiliki kata kunci: instrospeksi, pembaruan (kebangkitan), titik balik, ikuti kata hatimu untuk membuat sebuah keputusan serius, ini akan membantumu memberi perubahan besar dalam hidupmu. Wah pas banget ya dengan tema Tahun Baru :) Amin. Semoga ini jadi awal yang bagus untukku tahun 2019.

Selamat Tahun Baru 2019

#30haribercerita #30hbc19 #30hbc19day1 #30hbc1901 #happynewyear2019