Friday, January 04, 2019

Biyung

Apa yang paling kamu ingat saat datang bulan pertama kali? Waktu itu, sekitar tahun 80'an ketika saya mendapatkan masa penting bagi kaum hawa tersebut; Ibu dengan sigap memberitahu cara pemakaian pembalut. Saya ingat betul, ibu memberi pembalut kain, bukan seperti jaman sekarang pembalut sekali pakai.

Nah seorang karib lama, Westani Agustin, biasa disapa Ani, ternyata mulai memproduksi pembalut kain sejak tahun 2016. Diberi label "Biyung". Membuat pembalut kain berawal dari sebuah project homeschooling dari 2 anak perempuannya. Yaitu membuat usaha yang dekat dengan mereka. Kala itu mulai bikin Biyung, saat anak-anaknya berusia 15 th & 12 th (SMP).

"Waktu mulai project bikin pembalut, kami pakai handuk & kaos bekas, untuk dipakai sendiri", katanya. Ketika akan dijual mereka eksplorasi bahan lagi. Jadinya sekarang pakai lapisan luar bawahnya dengan batik. Lapisan luar atas pakai bahan kaos halus. Lapisan dalam bawah : kain waterprove /PUL. Dan lapisan dalam atas : kain flanel tebal. Cara cuci & perawatan sama dengan cara cuci & perawatan pakaian dalam kita.

Mengapa memakai batik? Batik sebagai ciri khas produk Biyung dan pembeda dengan brand lain. Warna dan motifnya pun menarik sehingga bikin lebih semangat pemakainya. Dulu, Ani cukup memakai kain batik sisa dari usaha kerajinan sang adik. Sekarang, seturut permintaan yang banyak, akhirnya harus kulakan bahan batik.

Minat pasar cukup bagus perkembangannya. Kalau dulu di awal 2016 masih sedikit, akhir 2018 mendadak booming karena ada trend #zerowaste. Trend ini memang mengupayakan untuk meminimalisir sampah. Apalagi pembalut sekali pakai yang beredar sekarang adalah kategori sampah yang sulit terurai dalam waktu singkat (lebih dari 500 tahun, wow!).
.
.
"Biyung" bisa dibeli dengan harga sangat terjangkau, mulai Rp 25rb hingga Rp 100rban. .

"Biyung" dipakai untuk panggilan Ibu di beberapa daerah di Jawa. Bagi Ani, ia merasa nyaman dengan kata ini, terdengar sederhana & terasa dekat di telinga. Tak semata itu, Ani juga punya misi untuk menyayangi & menghormati ibu, perempuan, rahim & bumi, karena mereka sumber kehidupan manusia.

Pic courtesy @b.i.y.u.n.g
@30haribercerita @30hbc19day3

No comments: