Friday, February 13, 2015

Happy Henna Time


 
Photo courtesy: Zee-zy Photography

HAPPY HENNA TIME


Mempercantik diri banyak ragamnya. Salah satunya dengan henna, seni body painting, memperindah tubuh yang berasal dari negara India atau Timur Tengah. Bagian tubuh seseorang akan diukir motif tertentu; dengan menggunakan bahan pasta yang merupakan racikan dari berbagai bahan. Motif ukiran henna sebenarnya sangat berkembang dan bebas tergantung kreatifitas henna artist. 

Henna artist adalah sebutan untuk seseorang yang menekuni dunia ini, mengukir di tubuh kliennya, mengembangkan desain dan seterusnya. Kembali bicara soal motif, motif henna klasik berasal dari dua bagian besar, yakni motif Arabic dan India. Motif klasik India seperti desain-desain Mandala, sementara motif Arabic cenderung gambar bunga (floral). Tetapi tentu saja, tiap negara memiliki karakter khas sendiri. Motif-motif henna pun menjadi berkembang seiring modifikasi yang dibuat oleh henna artist atau permintaan konsumen. Sehingga motif tidak monoton, lebih kontemporer dan lebih aplikatif sesuai perkembangan trend.

Seni henna sendiri di Indonesia, perkembangannya sangat baik, apresiasi terhadap seni ini juga berkembang dengan cukup bagus. Bahkan ada perkumpulan Henna Club Indonesia di media sosial yang menampung apresiasi orang-orang atas minat seni yang satu ini. Di Yogyakarta, seni henna juga memiliki banyak peminat. Namun demikian, dihitung-hitung ternyata kurang dari sepuluh orang henna artist yang eksis selama ini. Apresiasi ini dibuktikan beberapa henna artist bisa bertahan di Yogya karena passion-nya di bidang ini selama hitungan tahun.Terlebih kini seni tersebut perlahan bergeser menjadi trend fashion yang harga jasa pemasangannya menyesuaikan untuk sekedar fun, bukan hanya untuk keperluan rias pengantin. Seperti banyak yang kita tahu, sesuai sejarah henna bermula dan berasal, henna biasanya lebih sering dipergunakan menjelang hari pernikahan. Tetapi sekarang, trendnya bergeser, henna menjadi semacam temporary tattoo bagi orang yang tidak mau atau ragu melakukan tattoo permanen. Seni memperindah tubuh yang tidak permanen, demikian definisi sederhananya. Trend henna menjadi solusi mempercantik tubuh tidak hanya untuk pernikahan, tapi untuk menunjang penampilan sehari-hari. Henna tidak melulu diukir di tangan maupun kaki, tetapi bisa dibagian tubuh lain yang diinginkan konsumen, seperti punggung, perut, paha dan sebagainya.


PROFIL NEY
Salah satu henna artist asal kota Yogyakarta, Nun Nani Rachmah R. Putri (lahir 26 Januari 1989), lebih akrab dipanggil Ney. Anak pertama dari dua bersaudara. Ney mengaku baru membuka jasa henna secara profesional pada Agustus 2014 dengan nama Khalia’s Henna Gallery. Setahun sebelumnya, sekitar pertengahan 2013, Ney sebenarnya sudah tertarik dengan henna. Perjalanan menjadi seorang henna artist bagi Ney, itu perjalanan yang tidak terduga sama sekali, pengalaman batin yang luar biasa. Ibarat cara Tuhan membukakan satu pintu ketika pintu lain seolah-olah sudah tertutup, demikian tuturnya. Ney mengalami kecelakaan saat berkendara motor di bulan Juni 2012. Dan ia divonis mengalami kelumpuhan tangan kanan sekitar bulan Agustus 2012. Itu adalah satu masa tersulit dalam perjalanan hidupnya. Karena terbiasa 23 tahun memiliki fisik yang ‘sempurna’ tanpa cacat, kini ia mendapat vonis dan harus menerima kenyataan bahwa ia seumur hidup akan ‘berbeda’ secara fisik. Di masa-masa tersebut, kekuatan mental dan spiritualnya benar-benar teruji. Ia pun banyak berkutat di lingkungan rumah sakit dan fokus pada pemulihan tubuh pasca kecelakaan. Sekian lama depresi yang ia alami, ia apresiasikan dalam bentuk tulisan (blog) sekaligus lukisan. Saat itu media yang ia gunakan masih dengan kuas dan kanvas.

 
Ney saat mengukir henna untuk kliennya. Photo courtesy: Zee-zy Photography

Beruntung Ney berada di lingkungan yang tetap mendukungnya. Hingga di bulan Juni tahun 2013, Ney mencoba bangkit dengan hanya mengandalkan satu tangan, yakni tangan kirinya untuk beraktivitas sehari-hari. Ia mulai membiasakan menggunakan tangan kiri untuk melakukan banyak hal seperti saat ia bisa menggunakan kedua tangannya. Hingga akhirnya, kerabat Ney yang juga seorang perias pengantin memperhatikan lukisan-lukisan yang ia hasilkan. Karya-karyanya ternyata memiliki pola kurang lebih sama dengan pola-pola henna (doodle pattern). Kemudian, Ney baru mulai benar-benar belajar seni mehndi (ukir dengan menggunakan pasta henna), sekitar bulan Juni 2014.  Ia mencari berbagai info tentang seni tersebut dan sekaligus mencoba bertemu dengan beberapa seniman henna yang ada di Yogya. Ia juga bergabung dengan Henna Club Indonesia di media Facebook. Dan alhamdulillah ternyata antusiasme orang-orang di sekitarnya terhadap henna itu luar biasa. Bermula dari situ, Ney belajar menjadi proffesional henna artist. Di akun media sosialnya seperti facebook, twitter, instagram, Ney bahkan sudah tidak sungkan atau malu mencantumkan kalimat ‘young difabel woman’ pada profilnya. Ia ingin berbagi semangat dan memberikan pencerahan bahwa seseorang yang difabel pun masih memiliki kesempatan dan bisa mendapat apresiasi yang tinggi untuk karya-karya yang dihasilkan.

Bagi Ney, banyak sekali hal menyenangkan yang ia dapatkan ketika menekuni seni ini dan belajar tentang profesionalitas di bidang ini, misal :
- Menjadi semakin yakin untuk memilih jalan menjadi enterpreneur muda.
- Di sisi finance, ia bisa belajar mengelola kebutuhan, pemasukan dan pengeluarannya sendiri.
- Bisa bertemu dengan banyak pelanggan yang memiliki karakternya masing-masing, sampai-sampai ada yang menjadi teman dan saudara. Memiliki lebih banyak teman, terlebih teman-teman seprofesi dari daerah manapun di Indonesia, dan beberapa luar negeri. Ney mengaku sangat beruntung mampu berkomunikasi dengan baik dan menjaga attitude -nya, karenanya ia tak akan sungkan berbagi dan dibagi ilmu oleh teman-teman seprofesi yang jauh lebih senior.
- Karena passion-nya tersebut, bagi Ney, saat mengukir itu juga saatnya ‘bermain’. “Karena ketika saya memasangkan henna di tubuh pelanggan saya, pada saat itu saya berkarya,” tegasnya. Ia bisa mengeksplorasi sejauh mana kerapian motif yang ia gambar, pola mana yang cocok untuk tangan pelanggan. Dan tentunya menghasilkan uang dari pekerjaan dan karyanya tersebut.


PASTA HENNA

Nun Nani Rachmah R. Putri yang sehari-hari berjilbab ini, yang ternyata seorang lulusan sarjana jurusan Kimia, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Maka ilmunya pun sedikit banyak bisa diterapkan untuk meracik komposisi pasta henna. Baginya, henna artist itu adalah seseorang yang benar-benar mampu memahami seni ukir Mehndi dengan pasta henna (sejarah seni tersebut, bahan henna yang digunakan, sampai pengaplikasiannya). Seorang henna artist harus memahami bagaimana cara meracik henna, bukan hanya sekedar mengukir dengan pasta henna. Untuk diketahui, bahan yang digunakan untuk membuat ukiran henna itu ada pasta henna dan cone henna. Pasta henna sendiri, setiap henna artist memiliki racikannya campuran bahannya masing-masing. Secara umum bahan racikan yang biasa Ney gunakan itu ada bubuk henna, gula pasir, air perasan jeruk lemon, air rebusan teh hitam dan minyak henna. Untuk komposisi racikannya, itu masih menjadi rahasia ‘dapur’nya Ney.
Bila perkembangannya henna bisa multi warna, menurut Ney itu untuk pasta henna instan saja; pasta henna yang langsung bisa diaplikasikan, tidak perlu meracik terlebih dahulu. Ney juga memperhatikan keamanan racikan pastanya. Sebisa mungkin sebelum henna mehndi dipasangkan di tubuh, ada test alergi. Sedikit saja diukir di bagian jari, tunggu 15 menit kemudian, apakah terdapat bercak merah atau gatal pada si pengguna. Kalau kulit si pengguna itu sensitif, ya jangan dilanjutkan. “Jangan hanya demi uang kita mengorbankan kesehatan orang lain... :), “ ujarnya.

STRATEGI PEMASARAN

Saat ditanya perihal strategi pemasaran jasa hennanya, menurut Ney, pola marketing dari mulut ke mulut sebenarnya masih yang paling ampuh saat ini. Meskipun demikian, sesuai perkembangan trend marketing saat ini, kita juga bisa menemui Ney di media sosial untuk mendistribusikan gagasan, hasil karya dan dokumentasi karya-karya hennanya. Yang lebih penting adalah menjaga kualitas kerja dan menjaga hospitality kepada pelanggan. Soal yang terakhir ini, Ney bahkan sengaja menyediakan diri menjadi pendengar yang baik, saat pelanggan sedang ia ukir henna. Sehingga suasana jadi lebih nyaman, akrab dan menyenangkan bagi mereka. Ini yang biasanya membuat pelanggan akan kembali lagi.

 
Photo courtesy: Zee-zy Photography

Sepanjang pengamatan penulis, Ney juga sangat kreatif, aktif dan bersemangat. Ney membuat pecitraan diri yang bagus atas profesionalismenya ini. Ia terus berkreasi mengembangkan seni henna dalam berbagai aplikasi, seperti misalnya pola/motif henna yang ia lukis di piring untuk kado atau bagian dari seserahan. Membuat henna menjadi bagian penting dari dunia fashion dengan foto-foto untuk portofolionya. Bahkan ia memiliki tagline untuk bisnisnya ini, yakni “happy henna time”. Tagline ini selalu Ney cantumkan dalam promosi yang ia lakukan. Mengenai tagline ini, berikut penuturan maknanya; ini menjadi doa, baik baginya terlebih bagi orang yang di henna; bahwa setelah menghabiskan waktu untuk henna tersebut, pelanggan puas, bahagia karena lebih cantik dan senang karena telah berbagi banyak hal. Bagi penulis, ini merupakan strategi soft marketing cerdas yang jarang diperhatikan oleh henna artist lainnya.

TIPS

Berikut sedikit tips dari Ney jika Anda ingin menjadi henna artist:
- Harus bisa menjawab berbagai masalah dalam proses aplikasi henna, dia harus mengerti apa yang harus dilakukan dengan pastanya. Misalnya kondisi tangan pelanggan yang mudah berkeringat, maka harus dibantu mengeringkan dengan hair dryer sebelum henna diaplikasikan.
- Dituntut untuk tetap siap berkarya dalam kondisi apapun. Seorang proffesional henna artist tidak boleh "moody" dalam berkarya, karena itu akan berpengaruh terhadap hasil ukirannya. Oleh karena itu, dia harus memahami kondisi dirinya sendiri. Berapa tangan atau kaki yang mampu dikerjakannya dalam satu hari. Harus siap dgn kondisi yang tidak terduga, semisal ketika sudah membuat ukiran yang cantik, tiba-tiba rusak saat kondisi ukiran masih basah. Seorang henna artist harus pintar-pintar memodifikasinya.
- Seniman henna adalah orang-orang yang berbakat, sabar dan telaten. Penuh dengan kecermatan dan detail. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang mengerti betapa sulitnya menjadi henna artist, mereka tidak akan segan mengeluarkan uang demi seni yang terpasang di tubuhnya dan harus setimpal dengan seniman henna itu sendiri, harus wajib belajar dan mengembangkan diri. Bisa mengembangkan desain yang mungkin akan menjadi trade mark si henna artist itu sendiri.

Photo courtesy: Khalia's Henna Gallery
Terakhir, tips menarik dari Ney bagi yang ingin mengaplikasikan henna di tubuhnya. Pola-pola tradisional Arabic desain menjadi favorit pelanggannya, karena motif tersebut membuat tangan terkesan lebih panjang dan jari-jarinya lebih lentik. Nah, berminat untuk henna? Bisa kontak personal dengan Ney atau temui Ney, reguler tiap Kamis di Tirana House: Branded Stocklot Boutique, Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta di event ‘KAMIS SERU’ :)

Tulisan ini berdasarkan interview penulis via email & BBM dengan Nun Nani Rachma R. Putri pada tanggal 12 & 13 Februari 2015.


Artikel terkait:
'Henna: Ngakar, Ngukir, Ngakur'
Ekspresi India: Tato Mehndi

Facebook: Khaila's Henna Jogja
Twitter : @ney_KhailaHenna
Instagram : @nunnanirachmah
Path : Ney Khaila's Henna


No comments: