Restoran @ GreenHost Boutique Hotel dipenuhi karya-karya seni rupa berkelas. |
Selama ini sering
muncul kata-kata atau pernyataan feeling
blue ya. Biasanya dipakai untuk mengkonotasikan perasaan seseorang yang
sedang ambigu, sedih, melow dan
sejenisnya. Nah sekarang, saya ingin memunculkan pertanyaan do you feeling green ? Mengapa muncul
pertanyaan ini? Segera Anda dapatkan jawabannya di artikel ini.
Saya cukup beruntung ketika mengunjungi GreenHost Boutique Hotel (berlokasi di Prawirotaman gang II Yogyakarta) sekitar bulan Agustus 2014, saat mereka masih proses pembangunan. Saat itu dengan tujuan survey lokasi untuk menyelenggarakan event bersama SCP Switch Asia Project, membawa kami ke sana. GreenHost Boutique Hotel merupakan hotel baru, berlokasi di belakang pasar tradisional Prawirotaman, Yogyakarta. Hotel ini merupakan kepemilikan dari 4 orang yang dikelola oleh Ayom Grup. Saat menjelang hari survey hari sudah menjelang gelap. Waktu itu bangunan masih setengah jadi dan penuh tukang. Bersama Bapak Arbiter Gerhard M. Sarumaha, General Manager (GM) hotel, kami menengok satu kamar yang menjadi sample untuk dipresentasikan kepada calon tamu. Hotel ini dipilih sebagai venue event kami karena mendapat sertifikasi berstandar internasional sebagai gedung ramah lingkungan (green building). Sang GM pun menguraikan panjang lebar perihal konsep dan misi pembangunan hotel ini yang berdasarkan kepada konsumsi dan produksi berkelanjutan.
Entri depan GreenHost Boutique Hotel. |
Inilah keberutungan
saya mendapat dua atmosfer kunjungan berbeda di hotel ini, pertama saat belum
jadi dan kedua sesaat setelah hotel ini melaunching restorannya. Dalam beberapa
kali kurang dari sebulan, karena urusan pekerjaan, membuat saya tanpa sengaja memasuki
hotel demi hotel di Yogyakarta. Mulai dari hotel yang hanya terkesan ‘kotak’,
sangat biasa hingga hotel bintang lima bernuasana heritage atau hotel berkelas
yang terkesan sangat berjarak. Biasanya hotel juga berlomba-lomba menawarkan
suasana elegan, mewah, berkelas, interior yang unik dan berbeda dengan yang
lain. GreenHost Boutique Hotel juga demikian, memberi warna lain sebagai sebuah
hotel yang ramah lingkungan. Di tengah gencarnya statement sebagai eco hotel,
sepanjang pengamatan saya, GreenHost Boutique Hotel adalah satu-satunya eco hotel
di Yogyakarta yang telah bersertifikasi. Pengalaman singkat itu cukup membuat
saya untuk bisa mendapatkan perbandingan dan menuliskan artikel ini.
Open kitchen @greenhosthotel |
Nulis menu aja pakai daun nih...lucu ya :) |
Open kitchen @greenhosthotel |
Memasuki
GreenHost terasa tak seperti di hotel yang kinclong seperti biasanya. Terkesan
tak angkuh karena bangunannya bersahaja, bersahaja dari warna dan
penampakannya. GreenHost Boutique Hotel memang mengusung konsep eco hotel.
Mulai dari awal mereka membangun, memikirkan mengenai pembuangan tanah galian.
Penggunaan material bangunan, mereka menggunakan kayu bekas peti kemas dan besi
bekas. Meski pun bekas terkesan usang, tidak demikian dengan yang terlihat.
Karena kayu-kayu dan besi diolah sedemikian rupa oleh para desainer interior
menjadikan hotel ini tampak artsy. Roof top nya masih terbuka langsung ke
langit ketika saya di bulan Desember, jadi saat hujan turun, kolam renang akan
langsung terpapar air hujan. Dan saat hujan selesai tercurah, genangan air sisa
hujan akan terasa di pijakan kaki sekitar area antara lobby dan kolam renang. Ke
depannya, akan disediakan bar dan lounge di areal roof top. Roof top memang
dibiarkan terbuka sepertinya, karena hujan akan langsung menyiram tanaman-tanaman
yang sengaja di-setting sebagai semacam ‘barrier’ di depan kamar-kamar. Bila hujan
tak turun, dan siang terasa terik, akan terbuka beberapa titik kran air di roof
top. Air akan memercik halus dari kran-kran kecil itu untuk menyejukkan sebagian
gedung. Nah karena roof top nya terbuka, maka sirkulasi angin dan cahaya yang
masuk menjadi maksimal. Inilah sebagian dari kriteria standarisasi gedung ramah
lingkungan.
Salah satu sudut kamar @greenhosthotel di lantai pertama. |
Penggunaan
energi listrik yang mengajak penghuninya mengelola dengan bijak. Karena per
kamar hanya dibatasi penggunaan 6 ampere, biasanya 10 ampere. Sehingga penghuni
harus efektif dan efisien menggunakan listrik. Penghuni diajak memilah secara
prioritas penggunaan energi listrik. Tidak disarankan menggunakan listrik tidak
sesuai penggunaan, misalnya televisi menyala, mengisi baterai handphone, penggunaan
hairdyer secara bersamaan. Hampir seluruh gedung ini juga menggunakan lampu
hemat energi (LED), kecuali di bagian kitchen masih menggunakan beberapa lampu
non LED untuk kepentingan dapur. Suhu AC pun disesuaikan standar eco hotel,
di-setting antara 22-27 derajat celcius saja.
Hotel ini juga
mengelola air buangan/limbah. Tidak terlalu banyak membuang air tetapi
mengolahnya kembali. Mereka juga menanam tanaman secara hidropronik hampir di
setiap sudut ruang hingga di roof top. Pengunjung akan menemukan instalasi
paralon-paralon yang akan dipenuhi tanaman-tanaman segar. Gedungnya tidak
banyak menggunakan cat, sehingga terkesan monokrom dengan warna-warna dominan
natural coklat kayu, putih dan abu-abu semen. Meskipun sebenarnya tetap bisa
lebih colorfull dengan cat berbahan dasar air. Water based paint adalah cat
yang direkomendasikan karena ramah lingkungan.
Soal menu
makanan pun disesuaikan dengan pola hidup konsumsi hijau. Saat sarapan, saya
diberi pilihan menu set. Seperti menu set Indonesian food atau mau sarapan ala
Eropa, roti, telur, jus buah segar dan teman-temannya. Semua roti di hotel ini
terbuat dari gandum. Meskipun saat ini tanaman-tanaman masih berproses untuk
tumbuh, tetapi nantinya penghuni hotel juga bisa makan sayuran pilihan yang
ditanam secara hidroponik disini. Nah sampai disini, sudahkah Anda feeling green ? (smile).
Sudut unik hasil rancangan desain interior di salah satu kamar |
Masih ada bonus
menarik nih. Bukan basa basi ketika hotel ini mengeluarkan statement sebagai ‘boutique
hotel’; paduan eco dan art tampak nyata bahkan ketika kita memasuki lobby.
Pilihan furniture seperti meja, kursi jelas menunjukkan sense of art-nya.
Mereka juga menggandeng 4 desainer interior untuk menyulap kamar menjadi
detail-detail yang membuat kita takjub (artist designed room). Sebagai informasi, semua kamar di hotel
ini kelas dan ukurannya sama, tak berlevel seperti layaknya hotel lainnya.
Belum cukup hanya itu, di beberapa sudut, pengunjung hotel disuguhi karya-karya
seni berkelas yang satu misi dengan hotel ini, yakni peduli soal pola hidup
ramah lingkungan. Saat di lobby, restoran atau kolam renang, Anda akan ditemani
karya seni seperti patung, instalasi, mural, video art atau karya dua dimensi
lainnya dari para seniman ternama di tanah air seni rupa. Tak hanya itu, agenda
fashion show pun bisa Anda nikmati di hotel ini di waktu-waktu tertentu.
Sayangnya hotel
ini tidak saya rekomendasikan untuk family. Saya bayangkan ketika harus membawa
satu orang anak balita saat trip dan harus menginap di hotel ini. Selain
kamarnya kecil, sebenarnya lebih nyaman untuk sendiri atau berdua saja; hotel
ini juga tidak menyediakan paket untuk family. Tentu saja tidak ada kids corner.
Program channel televisinya pun tidak ada yang dikhususkan untuk anak-anak.
Lebih tepatnya hotel ini lebih tepat untuk tamu-tamu dengan business trip. Kolam
renangnya juga kurang terprivasi. Bagi Anda yang tak terbiasa bermuka tebal,
suka terekspos atau eksis dengan body tak atletis, mungkin Anda cukup memandangi
kolam renang saja. Menurut saya kolam renangnya tak nyaman untuk membuat kita
bersantai berenang; karena di pinggir-pinggir kolam renang langsung
bersinggungan dengan ruang meeting (di sisi timur), lobby (di sisi utara) dan
restoran ( di sisi barat). Hmm…harus berpikir lebih banyak ketika mau berenang
di tengah lalu lalang orang, entah itu tamu atau para staf hotel. Mungkin hotel bisa tambahkan partisi vertical garden sebagai alternatif sekat antar ruang.
Swimming pool @ GreenHost Boutique Hotel |
Mungkin saya
harus datang kembali enam bulan ke depan, ketika tanaman-tanaman sudah lebih
tumbuh memenuhi hampir 40 persen bangunan ini. Mungkin akan ditemukan tambahan detail-detail
aksen artsy di sudut-sudut lain di hotel ini, sambil menikmati aktifitas seni
yang sudah berturut-turut terjadwal ingin bersinergi dengan misi sebuah eco
hotel.
GreenHost Boutique Hotel
Jl Gerilya atau Prawirotaman II No 629 Brontokusuman
Yogyakarta Indonesia 55153
ph. +62 274 389 777 | f. +62 274 3888 77
e. info@greenhosthotel.com
http://www.greenhosthotel.com/
FB Greenhost Hotel
@greenhosthotel
Jl Gerilya atau Prawirotaman II No 629 Brontokusuman
Yogyakarta Indonesia 55153
ph. +62 274 389 777 | f. +62 274 3888 77
e. info@greenhosthotel.com
http://www.greenhosthotel.com/
FB Greenhost Hotel
@greenhosthotel
No comments:
Post a Comment