'Perempuan dan Mangir'
Solo exhibition by Bagus 'Gonk' Prabowo
21 April - 21 Mei 2015
Tirana House, Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta.
Opening Act:
Monolog by Rizky Kates
Music Andra & Malve Music Frog Lab
Artwork collaboration with Sisir Tanah
Pameran bertajuk 'Perempuan dan Mangir' mengisahkan lakon-lakon di dalam drama Mangir karya Pramoedya Ananta Toer yang ditulis pada tahun 1976, berdasarkan cerita yang masih diingat oleh masyarakat Jawa Tengah. Pada saat pemerintahan Mataram, desa Mangir adalah wilayah Perdikan, wilayah yang bebas dari pajak. Warga Mangir mempunyai jiwa yang merdeka, suka bekerja keras, dan saling membantu, sehingga mereka bisa menjadi desa yang mandiri.
Panembahan Senapati mengirim putrinya, Roro Pembayun untuk memikat Mangir Wanabaya. pada saat tiba di Mangir, Roro Pembayun tertarik pada semangat kemerdekaan dan kemandirian desa Mangir, dan akhirnya jatuh cinta pada Wanabaya.
Pada saat pertemuan keluarga, Wanabaya dibunuh oleh Senapati di depan Roro Pembayun yang sedang mengandung. Setelah kejadian itu Roro Pembayun melarikan diri ke Pati. Di sana ia melahirkan anaknya, dan melanjutkan semangat kamardikan mangir dan menceritakan kisah perjuangan suaminya “mangir wanabaya” dan setelah anaknya besar, mereka juga ikut bertempur di Palagan Jepara 1618.
___________________________
Tulisan pengantar oleh Nunuk Ambarwati
Memperingati Kartini saat ini tak melulu dengan
pakaian tradisi. Tetapi berbasic tradisi tetap bisa menghadirkan spirit
Kartini. Banyak hal bisa terus kita perjuangkan untuk membawa misi dan visi
Kartini meningkatkan derajat dan kesempatan kaum Perempuan. Bulan April memang bulan
spesial bagi kaum Hawa. Tapi… siapa Mangir? Bagus ‘Bagonk’ Prabowo mengajak
kita untuk mengapresiasi pameran tunggalnya bertajuk ‘Perempuan & Mangir’. Menurut
pemaparan Bagus kepada saya, pameran ini melalui riset independen yang ia
jalani bersama tim. Melakukan kerja historis dan artistik yang tak singkat dan
harus dipikirkan dalam satu waktu. Hingga lahirnya presentasi karya rupa ini, ‘Perempuan
& Mangir’.
Mangir atau dikenal dengan Ki Ageng Mangir Wanabaya,
seorang pangeran, cucu dari Raden Brawijaya V. Legenda dan sejarahnya tak henti-hentinya
diceritakan berulang kali dan sangat menarik dikisahkan kembali. Memang, kisah
Mangir sendiri muncul dalam berbagai versi. Namun demikian, berbagai versi
tersebut, kesemuanya memiliki data pendukung historis yang layak
dipertimbangkan kebenarannya. Pameran ini membawa publik kepada pemahaman
historis versi Bagus ‘Bagonk’ Prabowo dengan temuan-temuannya. Bagus mengaku
memiliki temuan kisah versi lain, apa itu? Sebaiknya kita simak bersama melalui
pameran ini. Pembenaran akan temuan tentunya bukan hal utama kali ini, tapi
kerja keras, usaha, niat dan passion lebih saya hargai sebagai sebuah kecintaan
terhadap sejarah bangsa.
Di balik sosok seorang Mangir, ada Sekar
Pembayun, yang menjadi tokoh utama kedua di masa itu. Sekar Pembayun, seorang
putri raja Panembahan Senopati. Melalui keelokan, ketrampilannya menari,
kecerdasan juga kekuatannya tergambar sosok perempuan Jawa saat itu. Dimana ia
harus patuh kepada ayah dan kepada suami, yang notabene suaminya adalah ‘musuh’
ayahnya, menjadi dilema yang sungguh tak mudah. Maka pameran ini diharapkan
membantu meredefisinikan kekuatan seorang perempuan dalam kiprahnya dimana pun
ia berada.
Mengemas cerita sejarah dalam bentuk presentasi
karya rupa, memang bukan hal baru. Tetapi hal ini pantas diapresiasi sebaik dan
selayak mungkin. Karena melalui presentasi semacam ini, kepedulian publik dan
pemahaman akan wacana yang diusung, diharapkan menjadi lebih mudah. Bagi saya,
pilihan menggunakan media keramik juga merupakan upaya menjunjung nilai tradisi
dan kearifan lokal. Sejarah gerabah, tanah liat dan seni terakota Indonesia
kembali diingatkan melalui pameran ini, sebagai salah satu kekuatan karya rupa
kita.
Demikianlah, pameran ini mencoba mendekripsikan
banyak hal, banyak faktor dan banyak sudut pandang. Semoga mampu menginspirasi
penikmatnya. Selamat!
Foto-foto koleksi Dwi Rahmanto.
Foto-foto koleksi Dwi Rahmanto.
No comments:
Post a Comment