Baca juga http://nunukambarwati.blogspot.co.id/2015/10/the-art-of-tapestry.html
Seni serat atau tapestri mungkin tidak cukup dikenal seperti seni tenun yang ada di hampir berbagai daerah di Indonesia. Meskipun pengertian tapestri adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun demikian sejarah dan perkembangan tapestri banyak kita dapati di negara-negara Eropa. Di negara-negara yang memiliki musim dingin, karya tapestri berfungsi untuk penghangat ruangan, korden, permadani atau karpet, dan keset. Bahkan tapestri juga bisa berfungsi sebagai peredam suara di studio musik. Keindahan dari karya tapestri dapat dilihat dari penggunaan unsur-unsur garis, warna dan bidang pada pola-pola gambar dan bahan-bahan pendukung lainnya seperti manik-manik dari kayu atau logam dan tebal tipisnya benang. Keindahan dan keunikan dari karya tapestri perlu juga diperhatikan faktor komposisi, proporsi, keseimbangan, irama dan kesatuan dari masing-masing bagian karya tapestri.
Seni serat atau tapestri mungkin tidak cukup dikenal seperti seni tenun yang ada di hampir berbagai daerah di Indonesia. Meskipun pengertian tapestri adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun demikian sejarah dan perkembangan tapestri banyak kita dapati di negara-negara Eropa. Di negara-negara yang memiliki musim dingin, karya tapestri berfungsi untuk penghangat ruangan, korden, permadani atau karpet, dan keset. Bahkan tapestri juga bisa berfungsi sebagai peredam suara di studio musik. Keindahan dari karya tapestri dapat dilihat dari penggunaan unsur-unsur garis, warna dan bidang pada pola-pola gambar dan bahan-bahan pendukung lainnya seperti manik-manik dari kayu atau logam dan tebal tipisnya benang. Keindahan dan keunikan dari karya tapestri perlu juga diperhatikan faktor komposisi, proporsi, keseimbangan, irama dan kesatuan dari masing-masing bagian karya tapestri.
Tidaklah
mudah mencari seniman atau seseorang yang konsisten berkarya dengan tapestri di
Indonesia. Dengan hitungan jari, bisa disebutkan siapa saja seniman Indonesia
yang mengerjakan karya dengan teknik tapestri. Biranul Anas adalah
seniman senior tapestri kontemporer yang menorehkan catatan penting dalam perjalanan
seni serat Indonesia. Penerusnya, yang juga pernah berguru kepada Biranul Anas,
yakni Abdul Syukur mengembangkan tapestri hingga kini.
Karya Ve, 'Tetris' |
Baru-baru
ini (September-Oktober 2015) Abdul Syukur bersama Koni Herawati (staf pengajar
desain produk dan juga seniman berbasis kriya keramik) memberikan pelatihan
tapestri kepada 13 orang mahasiswa angkatan 2014, jurusan Desain Produk,
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta. Ada 13 karya yang
dihasilnya dari setiap mahasiswa, berukuran masing-masing 40 x 120 cm. Hasil
karya ke 13 mahasiswa ini saat ini dipamerkan di Tirana House, sebuah butik
fashion berlokasi di Jl Suryodiningratan No 55 Yogyakarta. Mereka baru pertama
kali membuat tapestri dan menjadi pengalaman luar biasa dalam proses berkreasi.
Dari ke 13 mahasiswa tersebut, 7 diantaranya perempuan, sisanya laki-laki. Tapestri
cenderung indentik dengan pekerjaan ketrampilan kaum hawa; maka sebagian besar
mahasiswa laki-laki mengeluh kerepotan ketika mengerjakan karya tapestri
mereka. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi Dommy. Ia sangat menikmati dan ingin
membuat karya tapestri berikutnya. Karya Dommy kali ini mengangkat tema tokoh
virtual Mario Bross. Bagi dia pola-pola tapestri cenderung sama dengan pola-pola
pixel (kotak-kotak). Sama halnya dengan Ve, salah satu mahasiswi yang membuat tapestri
dengan tema Tetris. Bagi Dommy dan Ve, untuk karya berukuran 40 x 120cm
tersebut bisa mereka selesaikan dalam waktu kurang lebih 3-4 hari. (Lihat foto
9 untuk karya Ve dan foto 11 Dommy dengan karyanya).
Dommy dan karyanya, 'Mario Bross' |
Cara
kerja tapestri sebenarnya seperti menenun kain. Tetapi tapestri sepenuhnya
dikerjakan dengan tangan, menyusun benang helai demi helai. Cara kerjanya kurang
lebih demikian: pertama yang dilakukan adalah membuat desain/konsep gambar yang
akan dianyam dengan kain. Kemudian mulai membuat gawangan/spanraam atau rangka
kayu dengan ukuran yang dikehendaki, misalnya 1 meter x 1 meter. Rangka kayu kemudian
diberi paku-paku kecil di bagian atas dan bawah. Jarak antar paku-paku 1 cm
bagi pemula. Bila sudah mahir, jarak antar paku 1,5 cm. Jarak antar paku ini
akan menentukan kerapatan anyaman benang. Setelah paku-paku sudah terpasang,
kemudian menyusun benang lungsi sama rata ke atas dengan susunan paku. Benang
lungsi adalah benang dasar untuk membantu membentuk anyaman. Benang lungsi
adalah benang yang disusun secara vertikal. Benang lungsi biasanya memakai
benang kenur berwarna putih. Jenis benang kenur inipun bermacam-macam, ada yang
kasar dan ada yang halus. Dalam tapestri memakai benang kenur yang halus,
kehalusannya setara dengan kain.
Selanjutnya,
mulai mengayam sehelai demi sehelai benang sesuai desain/konsep gambar. Bila
ingin membuat motif atau gambar dalam anyaman tersebut, maka benang lungsi
diwarnai dulu sebagai bantuan mengayam benang supaya membentuk gambar yang
diinginkan. Atau menuangkan sketsa yang ada di kertas ke benang lungsi yang
sudah disusun (lihat foto 3).
Jenis karya dimana benang lungsinya diekspos. Tetapi benang lungsinya sudah dililit benang lagi supaya warna asli lungsi yang putih tidak terlihat & lebih estetis. |
Warna
yang mau dipakai dan jenis benang yang digunakan juga menjadi pertimbangan
dalam karya ini. Sebagai misal, karya Dommy menggunakan 4 jenis serat dalam
satu frame. Ia menggunakan dacron, benang rajut, benang wol dan kain perca.
Pemilihan serat/benang yang mau dipakai berpengaruh pada kesesuaian desain yang
digagas. Misalnya warna merah yang diinginkan, lebih pas bila menggunakan warna
merah dari benang rajut. Dan seterusnya. Karakter
serat atau benang yang dipakai dalam tapestri memiliki keunikan sendiri dan
bisa memperkaya karya itu sendiri. Contohnya penggunaan kain perca. Karena
bentuknya kain dan cenderung tebal, maka ia harus dipilin lebih dulu supaya rapi
dan lebih rapat anyamannya. Berbeda dengan benang rajut, yang mungkin lebih
tipis, maka ia harus dipilin 7 atau 10 benang sekaligus untuk memberikan
ketebalan yang diinginkan.
Dalam
satu frame karya tapestri memang dibebaskan untuk berkreasi menggunakan berbagai
material seperti misalnya akar, batang dan sebagainya, asal basis utamanya
serat. Ditilik dari bahannya terdapat dua jenis serat: serat alam dan serat
sintentik. Serat alam berasal dari unsur alam seperti tumbuhan, hewan dan
mineral. Serat berbahan dasar hewan biasanya berasal dari bulu hewan. Serat
tumbuhan berasal dari seluruh bahan tanaman seperti akar, batang, pelepah, daun
dan buah. Bila sempat melihat
karya-karya Biranul Anas, biasanya karya beliau kaya akan material/medium
dalam satu tajuk.
Dalam
teknik tapestri, konsistensi, kerapian menjadi penting. Kita harus konsisten
menarik tiap helai benang ketika mengayam, supaya tidak terjadi distorsi.
Distorsi akan terjadi bila kita menarik terlalu kencang, sehingga hasil jadinya
akan tertarik ke dalam (Bahasa Jawa: mengkeret). Atau bila terlalu kendor menariknya, karya
akan terdistorsi melebar. Meskipun hal ini bisa dibantu dengan memberikan tali bantuan di sebelah kanan dan kiri frame
untuk menjaga tarikan anyaman. Sehingga terjaga lurus tidak tertarik ketengah/mengkeret
(distorsi).
Display pameran Tapestri, 13 mahasiswa Desain Produk UKDW |
Menurut
buku DIKSI RUPA (Mikke Susanto, 2011)
Tapestri merupakan salah satu teknik yang dipakai dalam seni serat. Namun pada perkembangannya tapestri sendiri merupakan seni yang berdiri sendiri atau dengan kata lain tapestri sendiri adalah sebutan dari seni serat itu sendiri. (halaman 392).
Tapestri merupakan salah satu teknik yang dipakai dalam seni serat. Namun pada perkembangannya tapestri sendiri merupakan seni yang berdiri sendiri atau dengan kata lain tapestri sendiri adalah sebutan dari seni serat itu sendiri. (halaman 392).
Fiber art (Ing) atau seni
serat, karya
seni yang memakai bahan-bahan berserat, seperti serat kain (benang), sabut
kelapa, senar, dan lain-lain. Seni ini berkembang dari unsur kekriyaan yang
sangat tinggi, sehingga kadang dihubungkan dengan seni kriya. Unsur yang paling
besar dalam pembuatannya adalah mengayam dan merangkai berbagai bahan yang
dipakainya. Seni serat kontemporer, khususnya di Indonesia belum lama muncul
namun telah berkembang pesat, mungkin karena terdapat tradisi seni tekstil di
masyarakat kita. Salah satu hasil terkuat seni serat adalah tapestri. Seni
serat telah meninggalkan fungsinya sebagai benda pakai (misalnya untuk karpet
dan pakaian) dan diolah serta dipakai untuk medium berekspresi. Akhir-akhir ini
muncul pula seni serat tiga dimensional, bahkan karya ruang dan instalasi.
(halaman 135).
Display pameran Tapestri, 13 Mahasiswa Desain Produk, UKDW |
Sumber:
* Interview dengan Dommy & Ve, di Tirana House, 21 Oktober 2010.
* Foto 1-4 courtesy Abdul Syukur.
* Foto 5-14 courtesy Nunuk Ambarwati.
* Buku DIKSI RUPA: Kumpulan Istilah & Gerakan Seni Rupa (edisi revisi), disusun Mikke Susanto, terbitan DictiArt Lab, Yogyakarta & Jagad Art Space, Bali, cetakan I, April 2011.
* http://www.mikirbae.com/2015/01/penerapan-ragam-hias-teknik-tapestri.html
* Interview dengan Dommy & Ve, di Tirana House, 21 Oktober 2010.
* Foto 1-4 courtesy Abdul Syukur.
* Foto 5-14 courtesy Nunuk Ambarwati.
* Buku DIKSI RUPA: Kumpulan Istilah & Gerakan Seni Rupa (edisi revisi), disusun Mikke Susanto, terbitan DictiArt Lab, Yogyakarta & Jagad Art Space, Bali, cetakan I, April 2011.
* http://www.mikirbae.com/2015/01/penerapan-ragam-hias-teknik-tapestri.html
1 comment:
Masa-Masa PPKM Bergantung Pada Trading ??
setiap detik Cek Statistik dan Grafik ??
Pencairan Dana Lama ???
Gabung Bersama kami di SuperPelangi99,Net
Peluang Bisnis saat ini dengan minim Top up 25 rb Profit Puluhan - Ratusan Juta !!!
Cair Langsung !!
?? Hubungi Customer Service 24 Jam
?? WA : +62877-9870-3858
#indonesiabisa #wonderfullindonesia #bisnisbaru # trendcuan #suksesindonesia #Youtube #games #mobilelegend #cewesexy
Post a Comment