Press release pameran Tapestry Despro
UKDW di Tirana House, Yogyakarta.
Istilah “tapestry” berasal dari bahasa Yunani “rams” dan bahasa Latin “tapestum”
yang berarti sejenis sulaman yang memiliki banyak teknik yang berbeda. Produk tapestry
yang banyak kita jumpai berupa hiasa rumah seperti gorden, karpet, dan hiasan
dinding. Tapestry merupakan bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional
yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Proses tenun ini terdiri dari
dua arah benang yang bersilangan, yang memanjang vertikal disebut “warp” (lungsi) dan horisontal disebut “weft” (pakan). Kebanyakan penenun
tapestry menggunakan benang lungsi berbahan alami (serat alam) seperti benang
linen atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau
benang katun, namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang perak, atau
alternatif media lain yang berwarna-warni. Tapestry telah diproduksi dan
digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani yang pernah
ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di gurun Tarim
Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di Eropa pada
awal abad ke-14 Masehi. Gelombang pertama produksi berasal dari Jerman dan
Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke Prancis dan Belanda. Pada
awalnya sulaman tapestry dikenal untuk memberikan efek atau tekstur.

Praktek
partisipasi dalam pameran di luar kampus merupakan kegiatan rutin yang
diarahkan dan dibimbing dosen, selain pengalaman teknis dan eksplorasi bahan,
hal penting juga sebagai calon desainer produk dibekali pengalaman lapangan
dalam menampilkan (display) produk-produk agar menarik pengunjung, sekaligus
berinteraksi dengan audience (publik). Dengan demikian proses
belajar di jurusan Desain Produk UKDW yang berpedoman pada pedagogi: kognitif
(pengetahuan/teori), afektif (membangun rasa) dan psikomotorik
(skill/ketrampilan) benar-benar tercapai atau terpenuhi.
Ditulis oleh: Dra.Koniherawati,
S.Sn., M.A. (staff pengajar Desain
Produk, FAD-UKDW)
No comments:
Post a Comment