|
Photo courtesy: Zee-zy Photography
|
HAPPY
HENNA TIME
Mempercantik
diri banyak ragamnya. Salah satunya dengan henna, seni body painting, memperindah tubuh yang berasal dari negara India
atau Timur Tengah. Bagian tubuh seseorang akan diukir motif tertentu; dengan
menggunakan bahan pasta yang merupakan racikan dari berbagai bahan. Motif
ukiran henna sebenarnya sangat berkembang dan bebas tergantung kreatifitas
henna artist.
Henna artist adalah
sebutan untuk seseorang yang menekuni dunia ini, mengukir di tubuh kliennya,
mengembangkan desain dan seterusnya. Kembali bicara soal motif, motif henna
klasik berasal dari dua bagian besar, yakni motif Arabic dan India. Motif
klasik India seperti desain-desain Mandala, sementara motif Arabic cenderung
gambar bunga (floral). Tetapi tentu saja, tiap negara memiliki karakter khas
sendiri. Motif-motif henna pun menjadi berkembang seiring modifikasi yang
dibuat oleh henna artist atau permintaan konsumen. Sehingga motif tidak
monoton, lebih kontemporer dan lebih aplikatif sesuai perkembangan trend.
Seni
henna sendiri di Indonesia, perkembangannya sangat baik, apresiasi terhadap
seni ini juga berkembang dengan cukup bagus. Bahkan ada perkumpulan Henna Club
Indonesia di media sosial yang menampung apresiasi orang-orang atas minat seni
yang satu ini. Di Yogyakarta, seni henna juga memiliki banyak peminat. Namun
demikian, dihitung-hitung ternyata kurang dari sepuluh orang henna artist yang
eksis selama ini. Apresiasi ini dibuktikan beberapa henna artist bisa bertahan di Yogya karena passion-nya di bidang ini selama hitungan
tahun.Terlebih kini seni tersebut perlahan bergeser menjadi trend fashion yang harga jasa
pemasangannya menyesuaikan untuk sekedar fun,
bukan hanya untuk keperluan rias pengantin.
Seperti banyak yang kita tahu, sesuai sejarah henna bermula dan berasal, henna
biasanya lebih sering dipergunakan menjelang hari pernikahan. Tetapi sekarang,
trendnya bergeser, henna menjadi semacam temporary tattoo bagi orang yang tidak
mau atau ragu melakukan tattoo permanen. Seni memperindah tubuh yang tidak
permanen, demikian definisi sederhananya. Trend henna menjadi solusi mempercantik tubuh tidak hanya untuk
pernikahan, tapi untuk menunjang penampilan sehari-hari. Henna tidak melulu
diukir di tangan maupun kaki, tetapi bisa dibagian tubuh lain yang diinginkan
konsumen, seperti punggung, perut, paha dan sebagainya.
PROFIL NEY
Salah satu henna artist asal kota Yogyakarta, Nun
Nani Rachmah R. Putri (lahir 26 Januari 1989), lebih akrab dipanggil Ney. Anak
pertama dari dua bersaudara. Ney mengaku baru membuka jasa henna secara
profesional pada Agustus 2014 dengan nama Khalia’s Henna Gallery. Setahun
sebelumnya, sekitar pertengahan 2013, Ney sebenarnya sudah tertarik dengan
henna. Perjalanan
menjadi seorang henna artist bagi
Ney, itu perjalanan yang tidak terduga sama sekali, pengalaman batin yang luar
biasa. Ibarat cara Tuhan membukakan satu pintu ketika pintu lain seolah-olah
sudah tertutup, demikian tuturnya. Ney mengalami kecelakaan saat berkendara
motor di bulan Juni 2012. Dan ia divonis mengalami kelumpuhan tangan kanan
sekitar bulan Agustus 2012. Itu adalah satu masa tersulit dalam perjalanan
hidupnya. Karena terbiasa 23 tahun memiliki fisik yang ‘sempurna’ tanpa cacat,
kini ia mendapat vonis dan harus menerima kenyataan bahwa ia seumur hidup akan
‘berbeda’ secara fisik. Di masa-masa tersebut, kekuatan mental dan spiritualnya
benar-benar teruji. Ia pun banyak berkutat di lingkungan rumah sakit dan fokus
pada pemulihan tubuh pasca kecelakaan. Sekian lama depresi yang ia alami, ia
apresiasikan dalam bentuk tulisan (blog) sekaligus lukisan. Saat itu media yang
ia gunakan masih dengan kuas dan kanvas.
|
Ney saat mengukir henna untuk kliennya. Photo courtesy: Zee-zy Photography |
Beruntung Ney berada di lingkungan yang tetap mendukungnya. Hingga
di bulan Juni tahun 2013, Ney mencoba bangkit dengan hanya mengandalkan satu
tangan, yakni tangan kirinya untuk beraktivitas sehari-hari. Ia mulai
membiasakan menggunakan tangan kiri untuk melakukan banyak hal seperti saat ia
bisa menggunakan kedua tangannya. Hingga akhirnya, kerabat Ney yang juga
seorang perias pengantin memperhatikan lukisan-lukisan yang ia hasilkan.
Karya-karyanya ternyata memiliki pola kurang lebih sama dengan pola-pola henna
(doodle pattern). Kemudian, Ney baru
mulai benar-benar belajar seni mehndi (ukir dengan menggunakan pasta henna),
sekitar bulan Juni 2014. Ia mencari berbagai
info tentang seni tersebut dan sekaligus mencoba bertemu dengan beberapa seniman
henna yang ada di Yogya. Ia juga bergabung dengan Henna Club Indonesia di media
Facebook. Dan alhamdulillah ternyata antusiasme orang-orang di sekitarnya terhadap
henna itu luar biasa. Bermula dari situ, Ney belajar menjadi proffesional henna artist. Di akun media
sosialnya seperti facebook, twitter, instagram, Ney bahkan sudah tidak sungkan
atau malu mencantumkan kalimat ‘young
difabel woman’ pada profilnya. Ia ingin berbagi semangat dan memberikan
pencerahan bahwa seseorang yang difabel pun masih memiliki kesempatan dan bisa
mendapat apresiasi yang tinggi untuk karya-karya yang dihasilkan.
Bagi Ney, banyak sekali hal menyenangkan yang ia dapatkan ketika
menekuni seni ini dan belajar tentang profesionalitas di bidang ini, misal :
- Menjadi semakin yakin untuk memilih jalan menjadi enterpreneur
muda.
- Di sisi finance, ia
bisa belajar mengelola kebutuhan, pemasukan dan pengeluarannya sendiri.
- Bisa bertemu dengan banyak pelanggan yang memiliki karakternya
masing-masing, sampai-sampai ada yang menjadi teman dan saudara. Memiliki lebih
banyak teman, terlebih teman-teman seprofesi dari daerah manapun di Indonesia,
dan beberapa luar negeri. Ney mengaku sangat beruntung mampu berkomunikasi dengan
baik dan menjaga attitude -nya,
karenanya ia tak akan sungkan berbagi dan dibagi ilmu oleh teman-teman seprofesi
yang jauh lebih senior.
- Karena passion-nya
tersebut, bagi Ney, saat mengukir itu juga saatnya ‘bermain’. “Karena ketika
saya memasangkan henna di tubuh pelanggan saya, pada saat itu saya berkarya,”
tegasnya. Ia bisa mengeksplorasi sejauh mana kerapian motif yang ia gambar,
pola mana yang cocok untuk tangan pelanggan. Dan tentunya menghasilkan uang dari
pekerjaan dan karyanya tersebut.
PASTA HENNA
Nun Nani Rachmah R. Putri yang sehari-hari berjilbab ini, yang
ternyata seorang lulusan sarjana jurusan Kimia, Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Maka ilmunya pun sedikit banyak bisa diterapkan
untuk meracik komposisi pasta henna. Baginya, henna artist itu adalah seseorang yang benar-benar mampu memahami
seni ukir Mehndi dengan pasta henna (sejarah seni tersebut, bahan henna yang
digunakan, sampai pengaplikasiannya). Seorang henna artist harus memahami bagaimana cara meracik henna, bukan
hanya sekedar mengukir dengan pasta henna. Untuk diketahui, bahan yang
digunakan untuk membuat ukiran henna itu ada pasta henna dan cone henna. Pasta
henna sendiri, setiap henna artist
memiliki racikannya campuran bahannya masing-masing. Secara umum bahan racikan
yang biasa Ney gunakan itu ada bubuk henna, gula pasir, air perasan jeruk
lemon, air rebusan teh hitam dan minyak henna. Untuk komposisi racikannya, itu
masih menjadi rahasia ‘dapur’nya Ney. Bila perkembangannya henna bisa
multi warna, menurut Ney itu untuk pasta henna instan saja; pasta henna yang
langsung bisa diaplikasikan, tidak perlu meracik terlebih dahulu. Ney juga
memperhatikan keamanan racikan pastanya. Sebisa mungkin sebelum henna mehndi
dipasangkan di tubuh, ada test alergi. Sedikit saja diukir di bagian jari,
tunggu 15 menit kemudian, apakah terdapat bercak merah atau gatal pada si
pengguna. Kalau kulit si pengguna itu sensitif, ya jangan dilanjutkan. “Jangan
hanya demi uang kita mengorbankan kesehatan orang lain... :), “ ujarnya.
STRATEGI PEMASARAN
Saat ditanya perihal strategi pemasaran jasa hennanya, menurut
Ney, pola marketing dari mulut ke mulut sebenarnya masih yang paling ampuh saat
ini. Meskipun demikian, sesuai perkembangan trend marketing saat ini, kita juga
bisa menemui Ney di media sosial untuk mendistribusikan gagasan, hasil karya
dan dokumentasi karya-karya hennanya. Yang lebih penting adalah menjaga
kualitas kerja dan menjaga hospitality
kepada pelanggan. Soal yang terakhir ini, Ney bahkan sengaja menyediakan diri
menjadi pendengar yang baik, saat pelanggan sedang ia ukir henna. Sehingga
suasana jadi lebih nyaman, akrab dan menyenangkan bagi mereka. Ini yang
biasanya membuat pelanggan akan kembali lagi.
|
Photo courtesy: Zee-zy Photography |
Sepanjang pengamatan penulis, Ney juga sangat kreatif, aktif dan
bersemangat. Ney membuat pecitraan diri yang bagus atas profesionalismenya ini.
Ia terus berkreasi mengembangkan seni henna dalam berbagai aplikasi, seperti
misalnya pola/motif henna yang ia lukis di piring untuk kado atau bagian dari
seserahan. Membuat henna menjadi bagian penting dari dunia fashion dengan
foto-foto untuk portofolionya. Bahkan ia memiliki tagline untuk bisnisnya ini, yakni “happy henna time”. Tagline ini
selalu Ney cantumkan dalam promosi yang ia lakukan. Mengenai tagline ini, berikut
penuturan maknanya; ini menjadi doa, baik baginya terlebih bagi orang yang di
henna; bahwa setelah menghabiskan waktu untuk henna tersebut, pelanggan puas,
bahagia karena lebih cantik dan senang karena telah berbagi banyak hal. Bagi
penulis, ini merupakan strategi soft
marketing cerdas yang jarang diperhatikan oleh henna artist lainnya.
TIPS
Berikut sedikit tips dari Ney jika Anda ingin menjadi henna artist:
- Harus bisa menjawab berbagai masalah dalam proses aplikasi henna,
dia harus mengerti apa yang harus dilakukan dengan pastanya. Misalnya kondisi
tangan pelanggan yang mudah berkeringat, maka harus dibantu mengeringkan dengan
hair dryer sebelum henna diaplikasikan.
- Dituntut untuk tetap siap berkarya dalam kondisi apapun. Seorang
proffesional henna artist tidak boleh
"moody" dalam berkarya, karena itu akan berpengaruh terhadap hasil ukirannya.
Oleh karena itu, dia harus memahami kondisi dirinya sendiri. Berapa tangan atau
kaki yang mampu dikerjakannya dalam satu hari. Harus siap dgn kondisi yang tidak
terduga, semisal ketika sudah membuat ukiran yang cantik, tiba-tiba rusak saat
kondisi ukiran masih basah. Seorang henna artist harus pintar-pintar
memodifikasinya.
- Seniman henna adalah orang-orang yang berbakat, sabar dan
telaten. Penuh dengan kecermatan dan detail. Oleh karena itu, bagi orang-orang
yang mengerti betapa sulitnya menjadi henna
artist, mereka tidak akan segan mengeluarkan uang demi seni yang terpasang di
tubuhnya dan harus setimpal dengan seniman henna itu sendiri, harus wajib
belajar dan mengembangkan diri. Bisa mengembangkan desain yang mungkin akan
menjadi trade mark si henna artist itu sendiri.
|
Photo courtesy: Khalia's Henna Gallery |
Terakhir, tips menarik dari Ney bagi yang ingin mengaplikasikan henna di tubuhnya. Pola-pola
tradisional Arabic desain menjadi favorit pelanggannya, karena motif tersebut membuat
tangan terkesan lebih panjang dan jari-jarinya lebih lentik. Nah, berminat
untuk henna? Bisa kontak personal dengan Ney atau temui Ney, reguler tiap Kamis
di Tirana House: Branded Stocklot Boutique, Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta
di event ‘KAMIS SERU’ :)
Tulisan ini berdasarkan interview penulis
via email & BBM dengan Nun Nani Rachma R. Putri pada tanggal 12 & 13 Februari
2015.
Artikel terkait:
'Henna: Ngakar, Ngukir, Ngakur'
Ekspresi India: Tato Mehndi
Facebook: Khaila's Henna Jogja
Twitter : @ney_KhailaHenna
Instagram : @nunnanirachmah
Path : Ney Khaila's Henna