PRESS RELEASE
Yogyakarta, 6 September 2017
BIENNALE
JOGJA XIV Equator #4: STAGE of HOPELESSNESS
Indonesia Bertemu
Brasil
2 November – 10
Desember 2017
BIENNALE
JOGJA XIV telah mengumumkan tema program dan kuratorial untuk seri Equator
keempat yang akan diselenggarakan pada tanggal 2 November hingga 10 Desember
2017 di JNM (Jogja National Museum), Yogyakarta. Dengan arahan dari Dodo
Hartoko sebagai Direktur dan Pius Sigit Kuncoro sebagai Kurator, BJ XIV Equator
#4 mengumumkan tema utama biennale tahun ini: STAGE of HOPELESSNESS, yang akan direspons
dalam empat program utama Biennale, yakni:
1. Festival Equator (10 Oktober – 2 November 2017)
1. Festival Equator (10 Oktober – 2 November 2017)
2. Main Exhibition
(2 November – 10 Desember 2017)
3. Parallel Events
(4 November – 7 Desember 2017)
4. Biennale Forum (4
November – 7 Desember 2017).
Pada kunjungan pertama ke
Brasil pada November 2016, Tim Biennale Jogja menemukan momen estetik dalam São
Paulo Biennial ke-32, Live Uncertainty. Perhelatan ini tidak hanya
merefleksikan persoalan ketidakstabilan politik ekonomi karena momen traumatik
dari pergantian kekuasaan di Brazil yang terjadi pada tahun sebelumnya, tetapi
juga mengetengahkan persoalan ekologi sebagai pangkal persoalannya. Biennale
Jogja XIV Equator #4 hendak menjawab persoalan ketidakpastian hidup yang telah
membuat kita tidak berani untuk berharap karena kenyataan semakin sulit untuk
dipahami. Narasi besar ini akan mengajak kita pada suatu pengalaman melintas
dari ketidakpastian menuju harapan. Sembilan repertoar yang akan ditampilkan
terdiri dari tiga bagian besar, yaitu Organizing Chaos sebagai tema untuk Festival Equator, Stage of Hopelessness
sebagai tema untuk Main Exhibition dan Parallel Events, dan Managing Hope
sebagai tema untuk Biennale Forum.
ORGANIZING CHAOS
Festival Equator: 10 Oktober – 2 November 2017
Bentuk kegiatan berupa mengintervensi ruang publik di Yogyakarta.
Bentuk kegiatan berupa mengintervensi ruang publik di Yogyakarta.
Menjadi tema untuk Festival Equator yang diadakan sebelum pameran
utama berlangsung, Organizing Chaos adalah kumpulan kekacauan yang
tertata. Keadaan yang tidak biasa dan peristiwa yang tidak lazim ditampilkan di
ruang-ruang publik untuk mengingatkan kembali orang-orang pada momen-momen
traumatik di masa lalu.
Tema ini menjadi pembuka bagi pagelaran Biennale kali ini. Sejumlah komunitas dan seniman akan berpartisipasi
dengan cara mengintervensi ruang-ruang publik; dan sebagian dari karya tersebut
akan dipanggungkan dalam pembukaan pada tanggal 2 November di JNM.
Main Exhibition: 2 November – 10 Desember 2017
Pembukaan 2 November 2017
Pembukaan 2 November 2017
Tema ini akan dijawab oleh karya-karya seniman
Indonesia dan Brasil melalui pameran utama di Jogja National Museum dan
ruang-ruang pamer lain di Yogyakarta yang menjadi peserta Parallel Events. Tema
ini adalah perlintasan panjang yang merupakan tahapan-tahapan psikologis dari
ketidakpastian menuju harapan. Tujuh narasi yang dicakup dalam tahapan ini adalah Penyangkalan
atas Kenyataan, Kemarahan pada Keadaan, Keputusasaan atas Kehilangan,
Kepasrahan dalam Ketiadaan, Penghiburan atas Kehilangan, Kesadaran pada
Keadaan, dan Penerimaan atas Kenyataan.
Seniman yang terpilih untuk mengikuti residensi dari tanggal 18
September hingga 9 November 2017 adalah Daniel Lie, Rodrigo Braga, dan Yuri
Firmeza. Daniel Lie sendiri punya keluarga yang berasal dari Indonesia, maka ia
akan tiba lebih awal untuk terlebih dahulu menemui tempat keluarganya dan
selanjutnya memproduksi sebuah karya instalasi. Sementara itu, Rodrigo Braga
akan menelusuri sejumlah ritual lokal serta artefak untuk membuat karya video
atau instalasi dari objek-objek yang ditemukannya. Selain tiga seniman yang
diundang untuk residensi, dua seniman lainnya dijadwalkan akan tiba pada bulan
Oktober dan membuat karya baru untuk Biennale.
Formasi lengkap (39) seniman dalam Main Exhibition ialah:
Adi Dharma a.k.a. Stereoflow (IND), Aditya Novali (IND)
Arin Sunaryo (IND)
Cinanti “Keni” Astria Johansjah (IND)
Cinthia Marcelle dan Tiago Mata Machado (BRA)
Clara Ianni (BRA)
Daniel Lie (BRA)
Deyson Gilbert (BRA)
Faisal Habibi (IND)
Farid Stevy Asta (IND)
Gatot Pujiarto (IND)
Ícaro Lira (BRA)
Indieguerillas (IND)
Jonathas de Andrade (BRA)
Julian Abraham (IND)
Kinez Riza (IND)
Leticia Ramos (BRA)
Lourival Cuquinha (BRA)
Lugas Syllabus (IND)
Maria Indriasari (IND)
Mulyana (IND)
Narpati Awangga (IND)
Ngakan Ardana (IND)
Nurrachmat Widyasena (IND)
Patriot Mukmin (IND)
Roby Dwi Antono (IND)
Rodrigo Braga (BRA)
Sangkakala (IND)
Syaiful Aulia Garibaldi (IND)
Tattoo Merdeka (IND)
Timoteus Anggawan Kusno (IND) Virginia de Medeiros (BRA)
Waléria Americo (BRA)
Wiguna Valasara (IND)
Wisnu Auri (IND)
Yudha “Fehung” Kusuma Putera (IND)
Yunizar (IND)
Yuri Firmeza (BRA)
Parallel Events: 28 Oktober – 3 Desember 2017
Parallel Events akan
melibatkan sederet ruang seni di Yogyakarta untuk menyelenggarakan pameran
terkait tema tersebut selama linimasa biennale. Sekitar 35 ruang dan kolektif
seni akan bergabung dalam perhelatan ini, di antaranya Ark Galerie, PKKH
Universitas Gadjah Mada, Taman Budaya Yogyakarta, Kedai Kebun Forum, Museum Dan
Tanah Liat, Galeri Lorong, Ruang MES 56, dan lain-lain. Tiap-tiap
ruang/kolektif seni/komunitas akan menyajikan sebuah acara (pameran,
performance, lokakarya, diskusi, pemutaran film, dll.) untuk merespons satu
dari tujuh tahap narasi yang diajukan untuk Main Exhibition. Peran serta
ruang-ruang seni ini akan berkontribusi dalam merefleksikan cara-cara yang
dapat ditempuh untuk melintas dari ketidakpastian menuju harapan bersama.
MANAGING HOPE
Biennale Forum: 4 November – 7 Desember 2017
Tentang
percakapan-percakapan produktif yang dilandasi kesadaran akan hadirnya
momen-momen traumatik dalam kehidupan kita sebagai momen-momen estetik yang
dapat menjawab persoalan tentang ketidakpastian hidup yang dihadapi hari ini.
Managing Hope adalah tema untuk Biennale Forum yang berupa serangkaian
pertemuan diskusi yang memantik
pembicaraan-pembicaraan yang berdasar pada kenyataan-kenyataan hari ini untuk
mencari kemungkinan baru untuk masa depan yang lebih baik.
Berbeda dari format Biennale Forum periode sebelumnya, Biennale
Forum kali ini mencakup berbagai ragam forum diskusi, yang lebih berfungsi
sebagai semacam payung bagi terlaksananya forum diskusi dan pertukaran gagasan,
baik yang diagendakan dalam forum akademis maupun ruang-ruang seni yang
terlibat dalam penyelenggaraan biennale kali ini.
Narasumber
:
Dodo Hartoko (Direktur Biennale Jogja XIV)
Pius Sigit Kuncoro (Kurator Biennale Jogja XIV)
Luft Adelina (Peneliti Biennale Jogja XIV)
BIENNALE JOGJA XIV EQUATOR #4
Kantor Yayasan Biennale Yogyakarta d/a Taman Budaya
Yogyakarta
Jl. Sriwedani No. 1 Yogyakarta Telp. (0274) 587712
Website:http://biennalejogja.org/2017/
Email: biennale.equator@gmail.com
/ info@biennalejogja.org
Twitter | Instagram: @biennalejogja
Facebook: Biennale Jogja
Narahubung: Diendha Febrian (+62 817-271-109)
No comments:
Post a Comment