Pic by Pinterest |
oleh
Nunuk Ambarwati
Suatu
hari, saya sebagai tarot reader, pernah mendapatkan pertanyaan dari seorang Teman
Bicara (klien) – “Maaf mbak mau bertanya, Mbak Nunuk membaca tarot dengan sixth
sense atau baca saja?”. Sebenarnya saya agak kaget mendapat pertanyaan tersebut.
Kemudian saya menjawab bahwa saya menggunakan intuisi dalam membaca tarot.
Sixth Sense atau indra keenam itu apa? Dan apa bedanya dengan
intuisi? Atau apakah sama?
Berikut arti indra keenam menurut Wikipedia - Indra keenam (bahasa Inggris: sixth sense) merupakan kemampuan paranormal yang berkaitan
dengan penerimaan informasi yang tidak diperoleh melalui indra fisik yang
dikenali, tetapi dirasakan dengan pikiran. Indra keenam berperan sebagai indra
untuk menangkap informasi tentang dunia sekitar yang tidak bisa diperoleh
dengan indra biasa. Adapun dalam istilah teknis parapsikologi, indra keenam dikenal dengan istilah extra sensory perception atau disingkat ESP.
Sementara
intuisi menurut Wikipedia adalah Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Kata intuisi berasal dari kata kerja Latin "intueri" yang diterjemahkan sebagai
"mempertimbangkan" atau dari bahasa Inggris, "intuit" yakni "untuk merenungkan".
Sehingga
menurut saya, perbedaannya indra keenam dengan intuisi adalah letak kewaspadaan
dalam menerima informasi (informasi yang dari mana saja ya, informasi yang
didengar, dilihat atau dirasakan). Dengan intuisi, seseorang akan lebih waspada,
mawas dan bijak mengambil kesimpulan atas informasi yang dia terima. Sementara indra
keenam, fungsinya menangkap informasi dulu, menangkap yang tidak bisa ditangkap
oleh indra lainnya.
Dalam pembacaan
tarot sejak 2018 hingga sekarang, saya menggunakan dasar ilmu tarot yang saya
pelajari dan intuisi. Intuisi ini pun saya peroleh karena “jam terbang”, yaitu
dengan mengasahnya. Misal, dengan seringnya membaca kartu, membaca tanda tanda,
atau mengolahnya dengan puasa atau dengan cara lainnya yang masih sangat logis
kok dilakukan. Jadi, saya membaca kartu tarot, tidak dengan klenik, jin, atau hal
magis lainnya yang kadang bisa diluar nalar. Karena bagi saya, tarot itu justru
membawa kita ke kenyataan hidup. Meskipun pertanyaan-pertanyaan yang datang,
terkadang di luar akal sehat, namun saya memberi jawabannya sangat logis.
Contoh
pertanyaan dari Teman Bicara (klien), ”Apakah saya diguna-guna?”
Kemudian saya tebar kartu tarot berdasarkan pertanyaan tersebut, dan ternyata
jawabannya, iya. Namun saya baca kembali, misalnya, kenapa dia bisa
diguna-guna, kenapa tubuh dia bisa dengan mudah menyerap efek negative dari
guna-guna tersebut dan seterusnya. Misalnya, dia ini ternyata pernah menyakiti
perasaan seseorang sehingga orang yang disakiti tersebut membalas dengan cara
mengirim guna guna. Atau dia selalu mikir yang menjurus ke klenik dan dunia
setan, jadi malah menjadi semacam afirmasi ke dirinya bahwa dia dekat dengan
dunia ini. Jadi ada peran diri sendiri juga, kenapa dia bisa mengalami hal
tersebut. Hal hal ini akan saya sampaikan ke penanya. Sehingga pikiran dia tidak
terus menerus berada dalam wilayah ambang antara sadar dan tak sadar. Karena
saya yakin ketika mengembalikan pikiran kita ke logika dan kenyataan, maka
hidup akan lebih mudah dijalani.
Contoh
pertanyaan kedua, “Mengapa saya mudah anxiety (khawatir berlebihan atau
khawatir tak beralasan)?” Jawaban yang diberikan dari membaca kartu, ternyata
dia ada mental health (kesehatan mental) yang perlu diperhatikan dan
butuh penanganan ahli yang lebih professional, misal psikolog. Atau karena pola
hidup dia yang tidak sehat, misal jam istirahatnya sangat kurang, suka
begadang, overthinking, atau beban pekerjaannya tinggi. Ini juga bisa menyebabkan
anxiety.
“Tarot itu
membawa kita pada kenyataan kehidupan. Jawaban di kartu tarot kadang tidak
sesuai dengan keinginan kita, namun itulah jawaban yang sebenarnya”.
Sehingga
saya tetap memberikan jawaban yang masuk akal (logis) ke penanya. Karena
menurut saya, ketika kita justru menenggelamkan penanya ke jawaban yang tidak
logis, penanya justru malah tidak menemukan jawaban yang pasti, karena akan semakin
tenggelam dan tenggelam dalam dunia suramnya. Terkadang, bagi sebagian orang,
tenggelam ke dunia suram dan antah berantah ini justru mereka suka, karena nampak
misterius, lebay atau dramatik, ngga suka kalua hidup itu biasa, lurus atau apa
adanya.
Jadi
menurut saya, membaca tarot itu justru membawa kita belajar menerima kenyataan
kehidupan. Dimana sebagian orang masih denial (menyangkal, meragukan, tidak mau
menerima kenyataan), namun ketika kita bisa belajar menerimanya, itu justru
akan lebih mempermudah kita menjalani hidup. Healing comes from acceptance.