Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Alternatif AIKON tahun 2000, halaman 8.
Seorang artis, janda berperawakan menarik yang telah dikaruniai anak,
menanyakan jodohnya pada peramal. Terbaca nuansa serba putih. Beberapa bulan
berlalu, terbetik kabar sang artis tengah bersanding di pelaminan didampingi
pria Eropa tampan, berkulit putih. Ingat tragedi Semanggi yang monumental?
Ingat fenomena krisis moneter di negeri ini? Boleh percaya boleh tidak, jauh
sebelum terjadinya peristiwa ini, melalui pandangan gaibnya seorang peramal
melihat barisan gedung perkantoran sepanjang jalan utama Sudirman – Thamrin bergetar
hebat layaknya terlanda gempa, bergelimang warna merah. Akurat dalam
memprediksi nasib dan menyingkap misteri masa depan seolah merupakan monopoli
kaum peramal. ‘Kesaktian’ sekaligus aset ini menjadii sebab musabab peramal
laris dibanjiri publik yang ingin datang berkonsultasi.
Tahun Baru
Menjadi tradisi dalam masyarakat untuk tidak melewatkan kesempatan meramalkan
peruntungan setiap menyambut pergantian tahun. Aman rasanya bila mampu
memprediksi dan mengantisipasi nasib yang akan dialaminya di kemudian hari.
Setiap datangnya tahun baru, publik serasa ingin tahun nasib dan peruntungan di
tahun tersebut. Klasik diminati adalah topik seputar bisnis, karir, kesehatan,
keuangan, asmara, perjodohan dan kelangsungan hidup.
Apa dan Siapa
Peramal nasib, juru ramal, atau peramal, dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah fortune-teller. Kamus Miriam Webster mendefinisikannya sebagai “one
that professes to tell future events”. Peramal mampu menyingkap peruntungan dan
malapetaka atas diri seseorang di masa mendatang pada periode waktu tertentu.
Dapat pula meneropong masa depan perusahaan, potensi laba-rugi, mendeteksi
sumber alam dan memonitor ulah kompetitor.
Dibandingkan dengan paranormal, jasa peramal lebih
dikhususkan dengan membaca nasib. Jasa paranormal sendiri sangat beragam, mulai
dari penyembuhan non medis, meningkatkan daya tarik fisik sampai dengan
menurunkan ilmu gaib sesuai keinginan klien.
Peramal dapat digolongkan pada kategori profesional dan
amatir. Kaum profesional meramal untuk mencari nafkah. Ada ijin praktek khusus,
pada umumnya memiliki jadwal praktek dan mematok biaya konsultasi dengan tarif
beragam. Simak promosi gencar mereka di media cetak dan elektronik, seperti
majalah dan koran bagi pangsa penggemar dunia supranatural, serta website
khusus para peramal di internet. Kaum amatir memilih meramal sebagai aktivitas
sampingan, untuk beramal maupun kembangkan hobby. Tidak ada jadwal praktek yang
tetap, meramal baru bisa dilaksanakan saat sedang mood atau saat datang
kekuatan gaib tertentu.
Keajaiban vs Keterbatasan Peramal
Beragam media seperti kartu, aura tubuh, telapak tangan, komposisi saat
kelahiran, tata letak lokasi memungkinkan peramal meneropong ke masa depan
berdasar pola hidup masa kini dan masa lalu. Peramal dapat menganalisa sebab
akibat timbulnya gejala serta menawarkan alternatif untuk memperbaiki keadaan.
Ada kisah menarik tentang suami istri yang setelah 10 tahun
menikah belum juga memiliki momongan, padahal secara medis keduanya dinyatakan
normal. Dengan meneropong masa lalu mereka, terbaca bahwa pernikahan
mereka sebenarnya tidak direstui oleh
ibu sang istri. Agar bisa berketurunan secara normal, merea disarankan
secepatnya memohon maaf. Aneh bin ajaib, setelah akhirnya pernikahan mereka
secara tulus direstui, si istri segera hamil. Tentunya tidak semua keinginan
klien bisa terpenuhi. Ada pantangan dan keterbatasan tertentu. Sebagian peramal
berkeyakinan adalah tabu membuka takdir seseorang secara gamblang, perlu
disamarkan dengan bahasa simbolis. Kapan suatu ramalan akan terbukti juga tidak
pasti. Bisa diungkap dalam waktu 24 jam, bisa pula baru terjadi beberapa tahun
kemudian.
Apa kepuasan seorang peramal?
Tudingan musyrik (Islam) atau kuasa gelap (Nasrani) tidak jarang diarahkan
kepada para peramal. Belum lagi tudingan meramal semata-mata demi popularitas
atau memperkaya diri. Terlepas penilaian subyektif tersebut, kepuasan peramal
sangat beragam. Ada yang merasa bahagia turut meringankan beban sesama, ada
yang merasa dihargai karena mendapat kepercayaan penuh dari orang lain, ada
yang merasa senang dengan jaringan pergaulan yang luas.
Bisakah Kaum Awam belajar Meramal?
Bisa ya bisa tidak. Teknik tertentu memang dapat dilatihkan, misalnya membaca
garis tangan dan kartu ramal. Ada ketrampilan tertentu yang baru dapat
diturunkan melalui proses reinkarnasi, atau berdasarkan ada tidaknya bakat
supranatural pada diri seseorang. Selain itu diperlukan juga kepekaan dalam
membaca dan mengartikan simbol/firasat menjadi suatu ramalan bermakna. Hal ini
tentunya tidaklah mudah dilakukan oleh awam. Selain perlu melihat ada tidaknya
bakat supranatural, tentunya memerlukan waktu tidak sedikit mengasah kepekaan
mengartikan simbol. Peramal yang sudah berpengalaman, jarang ada yang mendekati
angka 100% dalam hal akurasi peramalan. Biasanya, bila tingkat akurasi ramalan
mendekati angka 80% dari kejadian sesungguhnya, orang sudah bisa menerima dan
mengganggapnya sudah baik.
Donna Turner.