Pameran
bersama seni rupa
‘OLEH-OLEH LIBURAN’
Seniman:
Mulyo Gunarso | Nur Milisani | Rizqy Ramadhan (Vyo)
Tina Wahyuningsih | Vina Puspita
Hotel Duta Wisata I | Jl Urip Sumoharjo No 73 Yogyakarta
‘OLEH-OLEH LIBURAN’
Seniman:
Mulyo Gunarso | Nur Milisani | Rizqy Ramadhan (Vyo)
Tina Wahyuningsih | Vina Puspita
Hotel Duta Wisata I | Jl Urip Sumoharjo No 73 Yogyakarta
5 – 20 Juni
2013
Pembukaan
Rabu, 5 Juni 2013 | pukul 19.00 WIB
Menampilkan
karya lukisan di sebuah venue yang non galeri, dalam hal ini adalah hotel,
memerlukan kepekaan dari berbagai sisi. Terutama kepada siapa penikmat karya
ini akan disuguhkan. Yang notabene, pengunjung hotel adalah publik yang awam
dengan seni rupa. Maka, pilihannya jatuh kepada 5 (lima) orang perupa yang
masing-masing memiliki ciri khas/karakter yang kuat dan tentunya berbeda satu
sama lain. Mulyo Gunarso dengan karya realisnya. Nur Milisani menghadirkan
perpaduan karya abstrak & dekoratif. Sementara Rizqy Ramadhan (Vyo), perupa
muda ini menyuguhkan karya pop art. Tina Wahyuningsih yang sangat berbakat
membangkitkan imajinasi kita dengan karya ilustrasinya. Dan Vina Puspita dengan
karya-karya impresionisnya.
Kelima
seniman ini disatukan dalam tema ‘Oleh-oleh Liburan’ yang memang dikehendaki
untuk memberikan sensasi lain menikmati liburan dengan mengapresiasi sebuah
kemasan pameran seni rupa berikut detail setiap karyanya. Penikmat pameran
diajak untuk menikmati liburan alam nan hijau ala Mulyo Gunarso atau keindahan bunga-bunga
yang sarat simbol milik Nur Milisani. Bisa juga mengikuti liburan bertema urban art namun tetap bernuansa lokal bersama
Rizqy Ramadhan (Vyo), atau mau ke negeri dongeng yang penuh fantasi bersama
karya Tina Wahyuningsih dan pilihan lain yang diberikan Vina Puspita, dengan
liburan ala backpackers di negeri
sendiri hingga ke Eropa. Memaknai liburan dengan mengapresiasi 22 karya seni
yang sedang dipamerkan saat ini, merupakan alternatif bentuk edukasi,
pencerahan wawasan dan pelengkap kebutuhan psikologis yang ditawarkan Hotel
Duta Wisata I, Yogyakarta kali ini.
MULYO GUNARSO
[Lahir di Kediri, 31 Juli 1979 | Lulus dari ISI, Yogyakarta]
[Lahir di Kediri, 31 Juli 1979 | Lulus dari ISI, Yogyakarta]
Mulyo
Gunarso, seniman yang kuat di aliran realis. Karya-karyanya pada seri ini,
menggambarkan tentang dampak negatif dari pertumbuhan industri yang tidak
memihak kepada kelestarian lingkungan hidup & makhluk hidup yang ada
didalamnya. Karya realisnya yang terkesan halus sebenarnya mengandung banyak sindiran
atau ironi atas perilaku tak etis segolongan oknum yang mengkorupsi sumber daya
alam untuk kepentingan pribadinya. Mulyo rajin mengikuti kompetisi dan
seringkali masuk sebagai finalis bahkan pemenangnya, seperti kompetisi UOB
Painting of the Year (2011), Tujuh Bintang Art Award (2009) dan masih banyak
lagi. Mulyo aktif mengikuti pameran bersama, juga aktif berkesenian dengan
kelompoknya yakni Denting.
NUR MILISANI
[Lahir di
Palembang, 12 Desember 1975 | Lulus dari Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa
Yogyakarta]
Nur Milisani memulai karya dengan seri bunga di tahun 2011. Dimana sebelumnya, karyanya beraliran abstrak sepenuhnya. Saat ini, Nur, memberikan perpaduan antara aliran abstrak dekoratif pada karya-karyanya. Seri lukisan bunga Nur Milisani kurang lebih menggambarkan deskripsi tangkai yang meliuk sebagai gambaran keras dirinya menjalani hidup. Ada banyak rintangan yang memerlukan ketangguhan. Bunga merujuk pada kelembutan perempuan. Kedua objek ini ditopang pot kecil sebagai simbol kekuatan menghadapi beragam cobaan hidup. Pot bunga yang digambarkan lebih kecil daripada bunga & tangkainya menyimbolkan sesuatu yang kecil bisa menghasilkan hal besar. Tercatat sejak tahun 1991 mulai berkarya, tetapi baru berkesempatan menggelar pameran tunggalnya di tahun ini, Juni 2013 di Tirana Artspace dengan tema ‘Dance of Flower Tree’.
Nur Milisani memulai karya dengan seri bunga di tahun 2011. Dimana sebelumnya, karyanya beraliran abstrak sepenuhnya. Saat ini, Nur, memberikan perpaduan antara aliran abstrak dekoratif pada karya-karyanya. Seri lukisan bunga Nur Milisani kurang lebih menggambarkan deskripsi tangkai yang meliuk sebagai gambaran keras dirinya menjalani hidup. Ada banyak rintangan yang memerlukan ketangguhan. Bunga merujuk pada kelembutan perempuan. Kedua objek ini ditopang pot kecil sebagai simbol kekuatan menghadapi beragam cobaan hidup. Pot bunga yang digambarkan lebih kecil daripada bunga & tangkainya menyimbolkan sesuatu yang kecil bisa menghasilkan hal besar. Tercatat sejak tahun 1991 mulai berkarya, tetapi baru berkesempatan menggelar pameran tunggalnya di tahun ini, Juni 2013 di Tirana Artspace dengan tema ‘Dance of Flower Tree’.
RIZQY RAMADHAN (VYO)
[Lahir di
Cirebon, 9 April 1989 | Studi di Insitut Seni Indonesia, Yogyakarta]
Mahasiswa
ISI semester akhir ini menyukai budaya pop kekinian yang tergambarkan dari
aliran karyanya. Tetapi bila kita cermati, meskipun bertema pop art, konsep
yang ia usung mengedepankan kelestarian budaya lokal & keberpihakan pada
isu sosial di sekitar wanita. Ia mengamati budaya tradisonal saat ini memang seperti
kehilangan ruhnya atau setidaknya tidak jelas arah dan tujuannya. Hedonisme
yang kini melanda kebudayaan lokal telah mampu menggeser parameter dalam
melaksanakan suatu kewajiban. Tidaklah
mengherankan bila semakin lama semakin banyak unsur kebudayaan Indonesia yang
tergilas bahkan ditinggalkan. Sejak 2010 hingga sekarang aktif mengikuti
pameran di Yogyakarta, Cirebon dan Surabaya. Pameran terbarunya di tahun 2012,
duo show bersama rekannya Rendy Aditya, ‘Skate Bengal’, di Piknik Project Art
Space, Cirebon.
TINA WAHYUNINGSIH
[Lahir di
Purwokerto, 11 Agustus 1977 | Sarjana Psikologi dari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta]
Sebelumnya, Tina Wahyuningsih banyak membuat karya soft toys (boneka dan sejenisnya). Sejak 2012, Tina melebarkan potensinya dengan membuat karya diatas kanvas. Tak jauh berbeda dengan karya-karya bonekanya, karya lukisnya sarat dengan figur-figur dan nuansa imajinasi dongeng ala Eropa. Meski mengaku berkiblat pada dongeng Eropa, Tina tetap memasukkan unsur lokal/tradisi pada karyanya, entah terselip dari judul karya atau konsep yang ia coba bangun. Tina baru saja menyelesaikan gelaran pameran tunggal keduanya, Maret-April 2013 di Tirana Artspace, Yogyakarta dengan tema ‘Playing with Mind’. Dimana sebelumnya pameran tunggal perdana Desember 2011, ‘Mimpi Dunia Empuk’ di Via Via CafĂ© Traveller, Yogyakarta.
Sebelumnya, Tina Wahyuningsih banyak membuat karya soft toys (boneka dan sejenisnya). Sejak 2012, Tina melebarkan potensinya dengan membuat karya diatas kanvas. Tak jauh berbeda dengan karya-karya bonekanya, karya lukisnya sarat dengan figur-figur dan nuansa imajinasi dongeng ala Eropa. Meski mengaku berkiblat pada dongeng Eropa, Tina tetap memasukkan unsur lokal/tradisi pada karyanya, entah terselip dari judul karya atau konsep yang ia coba bangun. Tina baru saja menyelesaikan gelaran pameran tunggal keduanya, Maret-April 2013 di Tirana Artspace, Yogyakarta dengan tema ‘Playing with Mind’. Dimana sebelumnya pameran tunggal perdana Desember 2011, ‘Mimpi Dunia Empuk’ di Via Via CafĂ© Traveller, Yogyakarta.
VINA PUSPITA
[Lahir di
Jakarta, 7 Januari 1988 | Masih menempuh studi di Insitut Seni Indonesia,
Yogyakarta]
Sebagai seorang perupa yang mencintai travelling, se-ala mampunya (atau biasa dikenal dengan backpacker tourist); Vina banyak mengunjungi tempat-tempat baru, melihat keindahan bumi dari sudut lain. Dan menikmati pengalaman perjalanan yang tak bisa terduga, membuat isi kepala Vina dipenuhi dengan memori dan mimpi. Tentu saja semua itu tak bisa dibendung sendiri, dimana ia tuangkan dan kerap ingin sekali ia ceritakan, yaitu melalui lukisan. Sejak tahun 2009 hingga sekarang, Vina masih aktif mengajar lukis di komunitas Sahabat Anak dan juga seorang desainer grafis. Beberapa kali juga menggelar pameran lukisan di hotel-hotel di Jakarta (2003-2005). Tahun 2012 memutuskan ke Yogyakarta dan mendalami studi seni rupa di ISI, Yogyakarta.
Sebagai seorang perupa yang mencintai travelling, se-ala mampunya (atau biasa dikenal dengan backpacker tourist); Vina banyak mengunjungi tempat-tempat baru, melihat keindahan bumi dari sudut lain. Dan menikmati pengalaman perjalanan yang tak bisa terduga, membuat isi kepala Vina dipenuhi dengan memori dan mimpi. Tentu saja semua itu tak bisa dibendung sendiri, dimana ia tuangkan dan kerap ingin sekali ia ceritakan, yaitu melalui lukisan. Sejak tahun 2009 hingga sekarang, Vina masih aktif mengajar lukis di komunitas Sahabat Anak dan juga seorang desainer grafis. Beberapa kali juga menggelar pameran lukisan di hotel-hotel di Jakarta (2003-2005). Tahun 2012 memutuskan ke Yogyakarta dan mendalami studi seni rupa di ISI, Yogyakarta.