PERGILAH
BERMAIN
Saya merasa sangat beruntung, mengikuti
perjalanan berkesenian seorang Tina Wahyuningsih (lahir di Purwokerto, 11
Agustus 1977). Pada Desember 2011, saya berkesempatan mengorganisir pameran
perdana Tina di Via Via Café Traveller, Yogyakarta. Dan sejak saat itu,
berkembanglah karya-karya Tina seiring banyaknya undangan pameran baik di
Indonesia hingga manca negara. Berbagai undangan pameran ini sebagai bukti
diakuinya eksistensi Tina sebagai seorang seniman. Hingga sejauh pengamatan
saya, karya Tina semakin lebih matang dalam konsep namun tetap konsisten bernuansakan
dunia dongeng. Itu yang mencari cirikhas ibu berparas manis berputri satu ini.
Pada kesempatan pameran tunggal Tina yang
kedua, saya pun berkesempatan mengorganisirnya. Meski temanya tak jauh berbeda
dengan pameran tunggalnya yang pertama waktu itu, yakni ‘Mimpi Dunia
Empuk/Dream of Pillowy World’; saat ini Tina mengambil tema ‘Playing with
Mind’, di Tirana Artspace, Yogyakarta 23 Maret hingga 20 April 2013. Tina tidak
hanya memamerkan karya-karya bonekanya saja, tetapi juga akan hadir karya
lukisan Tina diatas kanvas juga diatas kayu.
Bila diamati perkembangan karyanya, pada karya boneka-bonekanya, Tina
tidak lagi mengandalkan kain produksi pabrikan yang dijual di pasaran. Dulu
Tina dengan serta merta mengambil motif dan warna dari kain pabrikan yang ada. Tetapi
sekarang Tina mengaku lebih puas ketika ia melukis sendiri pakaian, raut wajah,
rambut dan seluruhan figur boneka tersebut. Pemilihan warna-warnanya pun sangat
retro, klasik dan kalem. Hal ini diakui Tina karena ia pribadi sangat menyukai
produk-produk bernuansa vintage dan ternyata sangat mempengaruhinya dalam
pengolahan campuran cat pewarnaan karya-karya dia.
Boneka-boneka karya Tina ini tampil dalam
berbagai figur, seperti rubah, rusa putih, beruang, pohon hingga pesawat. Berukuran
rata-rata tinggi 20 cm (boneka paling tinggi berukuran 50cm), berbahan dasar
kain blacu, dilukis dengan cat acrylic dan dakron sebagai isinya. Hampir semua
boneka yang Tina produksi kali ini, memiliki wajah. Menurutnya, ia ingin
mempersonifikasikan figur-figur tersebut sehingga bisa bercerita lebih banyak
dan membongkar imajinasi si penikmat karya.
Meski pun ia mengaku, baginya media boneka
atau soft toys lebih menantangnya dalam berkarya, membuat tangan dan pikirannya
tak pernah diam memproduksi. Tina tidak hanya ingin berhenti mengeksplorasi
satu media saja. Maka ia mencoba menuangkan gagasan-gagasannya dalam lukisan
diatas kanvas juga kayu, yang ia mulai di tahun ini. Bisa kita nikmati ada 8
judul karya lukisan Tina dalam pameran kali ini, berukuran masing-masing 25 x
25 cm. Karya lukisnya tidak hanya menggunakan cat acrylic, tetapi berbahan
campuran seperti dengan kain dan campuran
teknik jahit/semacam sulam sederhana.
Dalam presentasinya, Tina juga menyertakan deskripsi-deskripsi masing-masing karya yang penuh imajinasi dunia khayal. Deskripsi-deskripsi ini sangat penting dalam proses berkaryanya, kadang deskripsi ini muncul lebih dahulu, baru Tina melukisnya diatas kanvas dan bahkan sebaliknya. Sebagai misal, karya lukisnya berjudul ‘Rombongan Kelinci Perdu’ yang bercerita tentang pertemuan imajiner dengan rombongan kelinci yang nyaris seragam melintas sambil mendendangkan lagu pujian tentang hutan. Sosok kelinci dalam mitologi China melambangkan umur panjang. Kelinci adalah lambang sifat keanggunan, kesopanan, kebijaksanaan, keramahan, dan keindahan.
Dalam presentasinya, Tina juga menyertakan deskripsi-deskripsi masing-masing karya yang penuh imajinasi dunia khayal. Deskripsi-deskripsi ini sangat penting dalam proses berkaryanya, kadang deskripsi ini muncul lebih dahulu, baru Tina melukisnya diatas kanvas dan bahkan sebaliknya. Sebagai misal, karya lukisnya berjudul ‘Rombongan Kelinci Perdu’ yang bercerita tentang pertemuan imajiner dengan rombongan kelinci yang nyaris seragam melintas sambil mendendangkan lagu pujian tentang hutan. Sosok kelinci dalam mitologi China melambangkan umur panjang. Kelinci adalah lambang sifat keanggunan, kesopanan, kebijaksanaan, keramahan, dan keindahan.
Bersama Tina, kita bisa diajak untuk keluar
dari dunia nyata, memasuki negeri dongeng yang penuh warna dan imajinasi. Banyak
hal bisa menginspirasi Tina untuk membentuk figur-figur dalam karyanya, mulai
dari film, buku bacaan dongeng yang penuh ilustrasi didalamnya, saat bermain
dengan Kaysha (putrinya) dan aktivitas lain yang menyertainya sebagai seorang
ibu rumah tangga. Namun baginya, dunia sirkus mau pun karnaval ala Eropa
betul-betul sangat ia sukai dan kemudian seolah-olah menjadi kiblat dalam
karya-karyanya. Maka bisa kita temukan sosok berjubah merah, atau si rubah
manis, kelinci –kelinci dengan dasi kupu-kupu dan sebagainya yang cenderung
mengesankan negeri barat. Melalui pameran ini, Tina ingin mengajak kita untuk
melepaskan diri dari pikiran-pikiran yang membebani dan sebaliknya memancing
imajinasi yang mungkin terlanjur beku dalam kepala kita masing-masing. Selamat
menikmati dan selamat bermain-main.
Nunuk
Ambarwati
Tirana Artspace
Tirana Artspace
Info,
reservasi & minat karya, silakan hubungi:
Tirana Artspace (kontak: Nunuk Ambarwati)
Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta 55141
ph. 0274 411615, 0818277073
e. tiranahouse@yahoo.com, qnansha@gmail.com
PIN 21197ECB | 211C48DA
http://q-nansha.blogspot.com
www.facebook.com/TIRANAHOUSE
Tirana Artspace (kontak: Nunuk Ambarwati)
Jl Suryodiningratan 55 Yogyakarta 55141
ph. 0274 411615, 0818277073
e. tiranahouse@yahoo.com, qnansha@gmail.com
PIN 21197ECB | 211C48DA
http://q-nansha.blogspot.com
www.facebook.com/TIRANAHOUSE