Petang itu, saya datang super telat ke acara pembukaan pameran anak-anak, karena waktunya dibagi-bagi banyak agenda seharian. Memasuki lokasi pameran, sudah penuh anak-anak & pengunjung pameran. Begitulah, kalau pameran anak-anak, yang datang bisa seluruh keluarganya :) Meskipun terasa riuh & penuh, justru karya anak-anak yang dipamerkan di ruang pamer mencuri perhatian saya. Ya! Karya anak-anak akan selalu membuat terkejut. Terkejut dengan tersenyum, terkejut karena ide mereka, spontanitas mereka juga goresan mereka yang keluar bersama energi yang bisa kita rasakan. Itulah karya anak-anak “Ruang Imajinasi” di Badai Art Studio 14-21 September 2019. Ketika karya karya ini sudah bisa mencuri perhatian di tengah kerumunan massa, maka karya karya ini bisa saya bilang berhasil. Artinya karakternya sudah kuat, meskipun belum semuanya.
Beberapa waktu lalu, saya menulis review pameran seni rupa yang mempertaruhkan kebahagiaan. Kalau tidak merasa bahagia, dia tidak bisa berkarya, berkarya itu harus bahagia. Kurang lebih demikian statemen senimannya. Nah untuk pameran karya anak “Ruang Imajinasi” ini buat saja kejujuran adalah taruhannya. Mengapa? Karena karya anak-anak itu spontan & jujur dari perasaan & pikiran polos mereka. Buat saya, ketika menyelenggarakan pameran karya anak, saya bisa merasakan juga bagaimana karya karya itu berbicara. Apakah karya ini jujur dari anak, atau mendapatkan tekanan dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, “Warnanya harusnya begini!” atau “Kalau gambar yang bagus dong, kayak si A si B si C!”. Ketika karya itu bisa tampil karena dikerjakan dengan bahagia dan jujur dari hati, maka sebuah coretan sederhana pun akan membuat kita menengok dan melihatnya, merasakan energinya. Ini adalah pesan untuk para orang tua yang mendampingi anak anak berkarya, supaya bisa menahan diri untuk tidak memasuki wilayah kreativitas mereka.
Kembali ke pameran “Ruang Imajinasi” - pameran ini sudah menunjukkan keragaman karya anak. Ada yang baru pertama kali menggambar, pertama kali pameran, ada yang sudah biasa pegang kuas, kanvas & cat. Berikut sedikit catatan untuk pameran ini, menurut saya, pameran ini kurang berani menampikan keliaran ide anak. Semua anak yang memamerkan karya mereka menggunakan media kanvas. Menurut saya, tidak harus atau tidak wajib karya anak anak ini memakai media kanvas. Seingat saya, organizer acara ini juga tidak mewajibkan karya diatas kanvas. Tidak perlu terstigma bahwa pameran itu harus bermediakan kanvas. Ketika bisa menampilkan orisinalitas atau kejujuran anak-anak ketika berkarya dengan kertas, kardus, barang bekas, kain atau apapun medianya - menurut saya akan jauh lebih menarik & itulah sebenarnya anak anak. Tinggal pinter pinternya organizer mengemas display pameran dengan media beragam tersebut.
Sebagai sebuah pameran perdana dibukanya Badai Art Studio, pameran ini sudah berhasil mencuri perhatian publik. Apalagi kegiatan penunjang pamerannya banyak dan dikemas asik - seperti workshop-workshop dan obrolan ringan seputar parenting. Selamat dan sukses Badai Art Studio. Jangan pernah lelah untuk membuat anak anak tersenyum lebar & bangga menampilkan karya karya mereka :)