MAGIC BOTTLE
Pameran tunggal art craft karya Budi ‘Boleng’ Santoso
Tirana House & KidsHouse
Jl Sriwijaya No 264A, Mataram, Lombok, NTB
Kepribadiannya ‘easy going’ atau mengalir ringan, menikmati & mencintai hidup apa adanya, cenderung nyelelek, kalau orang Jawa bilang. Mari berkenalan dengan seorang seniman kreatif Budi ‘Boleng’ Santoso. Laki-laki kelahiran Semarang, 16 Juli, sekitar 40 tahunan yang lalu ini mendapat nama tengah ‘Boleng’ dari rekan-rekan semasa kuliah juga karena tingkahnya yang ‘nakal’, konyol, iseng, jahil. Sejurus dengan kepribadiannya tersebut, maka tak heran bila ia seorang yang seperti tak habis berkreasi. Apapun ia kerjakan. Lulusan ISI, Yogyakarta jurusan Kriya Keramik (tahun 2004) ini banyak berkarya di berbagai hal, tidak melulu di bidang kriya. Ya melukis, performing arts, membuat maket, mural, patung, membuat ramuan fermentasi teh herbal ‘Kombhuca’, juga karya art craft yang akan kita lihat dalam pameran tunggalnya kali ini. Pameran tunggal perdana di Tirana House & KidsHouse, Mataram Lombok yang bertajuk ‘Magic Bottle’, akan digelar selama satu bulan penuh, mulai 1 -28 Maret 2014. Pameran ini sekaligus menandai dibukanya secara resmi (grand launching) rumah butik Tirana House & KidsHouse di Mataram, Lombok.
Sesuai judul pamerannya, menggunakan material utama botol-botol bekas, karya-karya yang dipamerkan ini merupakan kegelisahan Budi ‘Boleng’ tentang limbah botol minuman yang berserakan di tempat wisata seperti daerah Ubud & Kuta, Bali. Seringkali wisatawan domestik atau asing, membuang botol minuman seenaknya sehingga menumpuk dan mengotori tempat wisata tersebut. Keinginannya sederhana saja, melalui pameran ini ia berharap bisa merangsang kepedulian penikmat seni untuk mengolah ‘sampah’ menjadi sesuatu yang lebih menarik. Masyarakat secara luas diajak untuk lebih peduli tentang konsep ‘konsumsi hijau’. Yaitu mulai dari memilihdenganbijakprodukma na yang tepat dan efektif supaya tidak terlalu banyak sampah yang terbuang hingga mengolah kembali sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna. Konsep ini sangat sesuai dengan misi yang sedang dijalankan Tirana House, yakni membudayakan pola ‘konsumsi hijau’ di masyarakat kita.
Budi ‘Boleng’ yang tinggal di Bali sejak tahun 2010 ini sering mengamati café-café di seputaran daerah wisata tersebut. Banyak botol-botol bekas minuman Wine ternyata tak laku dijual kembali oleh para pemulung, sehingga mereka tak memungut botol-botol tersebut. Dua tahun kemudian, sekitar 2012, Budi mencoba mendaurulang dan bereksperimen dengan botol-botol tersebut dengan menggunakan teknik sandblasting, grafir, manual etching, dan teknik lainnya di studio miliknya di Banjar Junjungan, Ubud. Teknik sandblasting adalah teknik untuk kaca hias, emas atau untuk membersihkan batu, logam dan lain-lain dengan mengarahkan aliran pasir. Meskipun menggunakan material temuan (found object), yaitu antara lain botol bekas, onderdil bekas, kayu dan material lainnya; karya seri ‘magic bottle’nya dikreasikan sedemikian rupa sehingga memiliki nilai pakai seperti gelas pitcher, kap lampu atau tempat lilin (semacam lentera). Tak lepas dari itu Budi juga menonjolkan nilai seni yang tinggi dan unik. Memperhatikan hal tersebut, Budi memproduksi karya ‘art craft’ nya ini dalam edisi terbatas saja. Menurut Budi, bila sedang fokus mengerjakan seri ‘magic bottle’ ini, dalam sehari bias selesai 7 hingga 10 karya. Tapi bila enggan sedang hinggap, bias satu karya saja dalam satu minggu baru rampung. Harga yang dibandrol untuk karya-karya ini pun impas dengan ide unik yang bias membuat kita tersenyum puas di setiap karya yang ia buat.
Dengan konsep berkesenian dan konsep konsumsi hijau yang cukup sederhana, Budi sangat memperhatikan dan berupaya seimbang dengan kehidupan alam. Di tengah obrolan kami, Budi menegaskan bahwa konsep berkeseniannya ‘in art we trust, as in the art of creating beauty and energy that will faster growth and love in our lives. I take thinks that are wasted and turn them into beautiful things, filling them with love for as all’. Mengusung konsep hidup ‘I Love My Life’ atau mencintai hidup apa adanya; maka ia menggunakan brand ‘LOVELIFE’ di produk atau karya yang ia hasilkan.
Nunuk Ambarwati
Tirana Art Management
Pameran tunggal art craft karya Budi ‘Boleng’ Santoso
Tirana House & KidsHouse
Jl Sriwijaya No 264A, Mataram, Lombok, NTB
Kepribadiannya ‘easy going’ atau mengalir ringan, menikmati & mencintai hidup apa adanya, cenderung nyelelek, kalau orang Jawa bilang. Mari berkenalan dengan seorang seniman kreatif Budi ‘Boleng’ Santoso. Laki-laki kelahiran Semarang, 16 Juli, sekitar 40 tahunan yang lalu ini mendapat nama tengah ‘Boleng’ dari rekan-rekan semasa kuliah juga karena tingkahnya yang ‘nakal’, konyol, iseng, jahil. Sejurus dengan kepribadiannya tersebut, maka tak heran bila ia seorang yang seperti tak habis berkreasi. Apapun ia kerjakan. Lulusan ISI, Yogyakarta jurusan Kriya Keramik (tahun 2004) ini banyak berkarya di berbagai hal, tidak melulu di bidang kriya. Ya melukis, performing arts, membuat maket, mural, patung, membuat ramuan fermentasi teh herbal ‘Kombhuca’, juga karya art craft yang akan kita lihat dalam pameran tunggalnya kali ini. Pameran tunggal perdana di Tirana House & KidsHouse, Mataram Lombok yang bertajuk ‘Magic Bottle’, akan digelar selama satu bulan penuh, mulai 1 -28 Maret 2014. Pameran ini sekaligus menandai dibukanya secara resmi (grand launching) rumah butik Tirana House & KidsHouse di Mataram, Lombok.
Sesuai judul pamerannya, menggunakan material utama botol-botol bekas, karya-karya yang dipamerkan ini merupakan kegelisahan Budi ‘Boleng’ tentang limbah botol minuman yang berserakan di tempat wisata seperti daerah Ubud & Kuta, Bali. Seringkali wisatawan domestik atau asing, membuang botol minuman seenaknya sehingga menumpuk dan mengotori tempat wisata tersebut. Keinginannya sederhana saja, melalui pameran ini ia berharap bisa merangsang kepedulian penikmat seni untuk mengolah ‘sampah’ menjadi sesuatu yang lebih menarik. Masyarakat secara luas diajak untuk lebih peduli tentang konsep ‘konsumsi hijau’. Yaitu mulai dari memilihdenganbijakprodukma
Budi ‘Boleng’ yang tinggal di Bali sejak tahun 2010 ini sering mengamati café-café di seputaran daerah wisata tersebut. Banyak botol-botol bekas minuman Wine ternyata tak laku dijual kembali oleh para pemulung, sehingga mereka tak memungut botol-botol tersebut. Dua tahun kemudian, sekitar 2012, Budi mencoba mendaurulang dan bereksperimen dengan botol-botol tersebut dengan menggunakan teknik sandblasting, grafir, manual etching, dan teknik lainnya di studio miliknya di Banjar Junjungan, Ubud. Teknik sandblasting adalah teknik untuk kaca hias, emas atau untuk membersihkan batu, logam dan lain-lain dengan mengarahkan aliran pasir. Meskipun menggunakan material temuan (found object), yaitu antara lain botol bekas, onderdil bekas, kayu dan material lainnya; karya seri ‘magic bottle’nya dikreasikan sedemikian rupa sehingga memiliki nilai pakai seperti gelas pitcher, kap lampu atau tempat lilin (semacam lentera). Tak lepas dari itu Budi juga menonjolkan nilai seni yang tinggi dan unik. Memperhatikan hal tersebut, Budi memproduksi karya ‘art craft’ nya ini dalam edisi terbatas saja. Menurut Budi, bila sedang fokus mengerjakan seri ‘magic bottle’ ini, dalam sehari bias selesai 7 hingga 10 karya. Tapi bila enggan sedang hinggap, bias satu karya saja dalam satu minggu baru rampung. Harga yang dibandrol untuk karya-karya ini pun impas dengan ide unik yang bias membuat kita tersenyum puas di setiap karya yang ia buat.
Dengan konsep berkesenian dan konsep konsumsi hijau yang cukup sederhana, Budi sangat memperhatikan dan berupaya seimbang dengan kehidupan alam. Di tengah obrolan kami, Budi menegaskan bahwa konsep berkeseniannya ‘in art we trust, as in the art of creating beauty and energy that will faster growth and love in our lives. I take thinks that are wasted and turn them into beautiful things, filling them with love for as all’. Mengusung konsep hidup ‘I Love My Life’ atau mencintai hidup apa adanya; maka ia menggunakan brand ‘LOVELIFE’ di produk atau karya yang ia hasilkan.
Nunuk Ambarwati
Tirana Art Management